REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Herbal bukanlah sesuatu yang asing bagi dunia Timur, termasuk di daratan Arabia. Penjual herbal sangat mudah ditemukan di pasar-pasar Timur Tengah. Keberadaannya tersebar di kota-kota, seperti Doha, Dubai, Manama, Salalah, Jiddah, bahkan di desa-desa terpencil. Mereka menjual berbagai daun, rempah, kulit kayu, ranting, batu, dan garam yang bisa digunakan untuk kuliner, kosmetik, atau pengobatan.
Barang-barang tersebut datang dari Cina, Indonesia, Mesir, dan Suriah. Berbagai komoditas didatangkan menyeberangi Semenanjung Arab, melalui jalur perdagangan yang kerap digunakan pada masa silam. Pada zaman dulu, pedagang Arab biasa melakukan barter untuk mendapatkan berbagai herbal yang digunakan untuk mengembangkan berbagai resep makanan dan pengobatan. Resep seperti ini diwariskan turun-temurun.
Rempah tersebut ada yang masih digunakan sampai saat ini. Masyarakat Timur Tengah merasa rempah tersebut cocok dan bisa mengatasi berbagai penyakit yang timbul. Berikut ini adalah beberapa jenis herbal dan bahan alami yang kerap digunakan untuk pengobatan di Timur Tengah.
Alum
Arab : Shabba, Shabb
Inggris : Potassium Alum, Potash Alum
Pada zaman Babylonia, alum digunakan untuk obat kumur, anti pendarahan, mengobati hidung mampet, gatal koreng, dan kencing nanah. Bangsa Yunani dan Arab kemudian meneruskan praktik ini dan menggunakan alum untuk pengobatan kusta, gusi berdarah, dan masalah telinga.
Wisatawan yang baru menyambangi pasar di Timur Tengah mungkin bertanya, batu apa yang kerap ada di samping herbal dan rempah? Batu tersebut adalah alum, kristal mineral berwana putih yang diimpor dari Cina. Alum atau di Indonesia dikenal sebagai tawas tersusun atas beberapa unsur, salah satunya aluminium. Di Timur Tengah, alum digunakan untuk mengontrol pendarahan, membersihkan, dan me nyembuhkan luka. Bubuk shabba yang dicampur bubuk henna, sejenis tanaman berbunga, bisa digunakan untuk menghias kulit.
Shabba sangat aman diaplikasikan sebagai deodoran yang digunakan di bagian ketiak. Penggunaannya tidak menyebabkan kelebihan aluminium dalam tubuh. Hal ini dikarenakan potassium memiliki ion negatif sehingga tidak bisa masuk ke dalam sel tubuh. Alum juga digunakan untuk produksi kertas, pencelupan kain, bahan tahan api, dan bahan dalam proses pemurnian air. Tetapi, alum tidak bisa dimakan sehingga tidak digunakan untuk memasak. ¦
Anise
Arab : Anisun, Yansun, Yansoon, Pimpinella anisum (Latin), Umbelliferae, Apiaceae
Famili : Apiaceae (peterseli)
Biji kecil berwarna cokelat dan beraroma kuat ini memilik banyak kegunaan. Hampir seluruh keluarga di Semenanjung Arab menggunakan anise untuk kue dan obat. Pedagang di Arab Saudi mengimpornya dari Suriah dan India. Anise tumbuh di Mesir, Siprus, Kreta, dan pantai timur Mediterania.
Anise adalah obat populer dalam dunia pengobatan Islam. Obat ini digunakan untuk sakit perut, saat menstruasi, batuk, dan pusing. Selain itu, juga bisa untuk membersihkan kandung kemih dan mencegah peradangan. Anise juga berkhasiat melancarkan buang air seni, relaksasi, dan sebagai suplemen.
Anise mirip dengan tanaman asal Iran, yaitu fennel (Foeniculum vulgare), baik dalam wujud fisik maupun aroma. Untuk masakan, anise biasa digunakan untuk campuran supari. Hidangan ini biasanya dimakan setelah menyantap kari untuk mencegah sakit perut. Minyak hasil destilasi anise digunakan untuk menambah aroma permen licorice. Anise bisa langsung dikunyah untuk menyegarkan napas. Sebagai penambah aroma teh, biji anise direndam dulu dalam air hangat selama 10 menit. Sedangkan, untuk kue, biji anise digiling dahulu sampai berbentuk tepung. ¦
Arak
Arab : Arak, Rak
Inggris : Toothbrush Tree, Mustard Tree, Saltbush, Salvadora Persica (Latin).
Famili : Salvadoraceae
Arak di sini bukanlah minuman memabukkan. Tanaman ini tumbuh di tanah berpasir dan kering di Timur Tengah dan Afrika. Arak adalah pohon yang akarnya digunakan untuk membersihkan gigi. Pohon arak pendek dan selalu tampak hijau. Akar arak adalah bahan utama miswak. Miswak atau dalam bentuk jamak masawik adalah tongkat berserat yang terbuat dari akar arak. Orang biasa menggunakan miswak untuk menggosok gigi (bersiwak) sebelum penemuan sikat gigi. Sementara, daun arak biasa digunakan untuk makanan domba dan kambing.
Akar arak memiliki kandungan zat antiseptik yang bisa membersihkan gigi dan gusi. Arak juga mengandung triklosan yang merupakan zat antibakteri yang efektif. Bahan ini banyak digunakan pada pasta gigi modern. Kandungan lainnya adalah fluorida, vitamin C, alkaloid, sedikit tanin, serta flavanoid. Kandungan zat-zat ini mampu menekan laju pertumbuhan bakteri sehingga baik untuk gigi dan gusi.
Miswak yang berkualitas baik adalah yang kuat dan baunya khas. Warnanya kuning pucat atau krem, fleksibel, dan lembab. Cara penggunaan miswak adalah direndam da lam air selama beberapa jam untuk melembutkan serat akar. Kemudian, kupas kulit akar arak itu dengan ketebalan lima sampai 10 milimeter. Kunyah perlahan sampai serat terpisah dan akar terlihat seperti sikat gigi. Untuk mempertahankan kesegaran, simpan miswak dalam kulkas atau rendam dalam air. ¦
Asafetida
Arab : Haltita, Hiltit
Inggris : Asafoetida, Giant Fennel, Devil’s Dung, Stinking Gum, Food of the Gods, Ferula assafoetida (Latin).
Famili : Umbelliferae
Asafetida tidak hanya untuk memperbaiki sistem pencernaan, tapi juga pelega rasa sakit, obat batuk, dan pengencer darah. Asafetida masih digunakan oleh kebanyakan keluarga Arab sampai sekarang. Tetapi, pengobat an ini paling dihindari oleh orang dewasa dan anak-anak. Orang tua mengajari anaknya untuk menutup hidung dan cepat menelan asafetida supaya tidak merasakan bau menyengat dan rasanya yang pahit. Karena itu, pengobatan ini dilakukan sebagai langkah terakhir untuk mengatasi batuk, demam, masuk angin, dan sakit perut.
Asafetida berasal dari Iran dan Afghanistan Barat. Nama asafetida berasal dari bahasa Persia, ‘aza’, yang berarti perekat atau getah dan bahasa Latin ‘foetidus’ yang berarti bau. Herbal ini dibawa penguasa Mekedonia Alexander Agung ke dunia Barat setelah ekpedisinya ke wilayah kekuasaan Persia. Ilmuwan Muslim abad ke-9, Al-Kindi, menggunakannya untuk pengencer dahak, mengobati sakit tenggorokan, gigi, rematik, jantung berdebar, dan obat kuat.
Sebagai obat, asafetida biasanya dicampur dengan air panas kemudian diminum. Sedangkan untuk masakan, asafetida bisa di giling menjadi tepung atau dicampur air. Setelah itu, digunakan secukupnya untuk bumbu masak an. Walaupun berbau tidak enak, asafetida memberikan aroma yang menyenangkan pada beberapa masakan.
Pada masakan India, asafetida digunakan sebagai pengganti bawang putih atau bawang bombai. Masakan mewah kerajaan Romawi hampir seluruhnya menggunakan asafetida. Sedikit asafetida sudah cukup untuk membumbui satu wadah besar sayuran. Masakan dengan campuran asafetida kerap disajikan dalam acara besar atau dalam jamuan diplomasi kerajaan. Sehingga, peneliti berkebangsaan Inggris Charels Doughty menjuluki asafetida sebagai “herbal yang mampu mengukur seberapa besar kedaulatan Arab”.
Tepung asafetida lebih lembut dibandingkan getahnya. Hal ini dikarenakan bubuk asafetida biasa dicampur dengan tepung beras. Sedangkan, getah harus digoreng dulu dalam minyak panas, baru bisa digunakan. Asafetida sebaik nya disimpan dalam wadah yang tertutup rapat. Asafetida biasa dijual di toko herbal di Timur Tengah dalam bentuk tepung maupun getah. ¦
Biji hitam (Black Seed)
Arab : Habba Souda, Habbat al-Barakah
Inggris : Fennel Flower, Black Cumin, Nigella sativa (Latin), Ranunculaceae (Buttercup Family)
Habba souda atau di Indonesia dikenal sebagai habbatussauda (habbats) berasal dari wilayah Mediterania. Tanaman ini tumbuh di Timur Tengah dan sebagian wilayah Asia. Nigella sativa ditumbuhkan dari biji dan dikenal sebagai “biji yang diberkati”. Nabi Muhammad menjelaskan penggunaan habba souda untuk beberapa jenis penyakit. Hal yang sama dilakukan oleh ahli kedokteran Ibn Sina (980- 1037 M). Dia menulis bahwa habba souda bisa digunakan untuk pelega tenggorokan, menstimulasi energi dalam tubuh, mengatasi lemah, letih, dan lesu.
Habba souda digunakan untuk mengatasi penyakit mulut dan pangkal tenggorokan, kulit, dan kanker. Habba souda juga cepat mengembalikan stamina ibu setelah melahirkan, memperlancar sistem urin, penyembuhan luka, mengatasi batu ginjal, dan meningkatkan kecerdasan. Habba souda juga digunakan untuk konsmetik yang berkhasiat untuk mempercantik kulit, menyuburkan rambut, dan menstimulasi pertumbuhan.
Black seed berbaroma merica tapi lebih ringan. Bila diolah dalam roti atau keju wujudnya akan terlihat seperti titik hitam. Aroma rempah ini membedakan roti Arab dibanding yang lain. Masyarakat Timur Tengah biasa memakan habba souda dengan digiling dan dicampur madu. Habba souda juga digunakan untuk menghilangkan aroma amis pada susu dengan dicampur ketika dihangatkan.