Jumat 12 Jan 2018 14:53 WIB

Perlu Gerakan Massal Berantas Buta Huruf Alquran

Rep: Fuji E Permana/ Red: Esthi Maharani
Alquran
Foto: Republika/Yasin Habibi
Alquran

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) dan hasil riset Institut Ilmu Alquran menginformasikan, masih banyak penduduk Muslim di Indonesia yang buta aksara Alquran. Maka, Kementrian Agama RI (Kemenag RI) dan Pemerintah Daerah (Pemda) disarankan mendorong gerakan massal untuk memberantas buta aksara Alquran.

"Pernah dulu kami melakukan penelitian, memang masih banyak yang belum bisa baca Alquran," kata Cendikiawan Muslim, Prof KH Didin Hafidhuddin MSc kepada Republika, Jumat (12/1).

KH Didin mengatakan, banyak yang belum bisa membaca Alquran karena mereka tidak belajar membaca Alquran dengan sungguh-sungguh. Maka harus ada gerakan massal pemberantasan buta aksara Alquran.

(Baca: Buta Aksara Masih Tinggi, Kemenag Intensifkan Penyuluh Agama)

Menurutnya, gerakan massal tersebut bisa disponsori oleh Kementrian Agama RI dan Pemerintah Daerah. Mereka melatih guru ngaji untuk mengajari baca-tulis Alquran. Kemudian, guru ngaji yang sudah dilatih disebarkan ke berbagai daerah.

"Jadi harus berupa gerakan massal, karena kalau tidak begitu tidak mungkin bisa diatasi," ujarnya.

KH Didin yang juga Anggota Dewan Pertimbangan MUI dan Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) menegaskan, pelajaran baca-tulis Alquran harus menjadi perhatian utama di sekolah-sekolah umum seperti SD, SMP dan SMA termasuk kampus-kampus. Menurutnya, libatkan juga pesantren-pesantren untuk memberantas buta aksara Alquran. Misalnya, saat musim libur sekolah, para siswa dimasukkan ke pesantren untuk belajar baca-tulis Alquran.

Berdasarkan hasil riset Institut Ilmu Alquran, masyarakat di kota sudah banyak yang bisa baca-tulis Alquran. Tapi, masyarakat di kampung banyak yang belum bisa baca-tulis Alquran. Menurut KH Didin, hal ini terjadi karena sekarang semangat beragama di kota lebih tinggi daripada di kampung. Sebab, orang semakin intelek semakin perlu agama.

"Terjadi perubahan yang luar biasa, di kota semangat beragamanya tinggi, masjid-masjid di kota penuh, malah yang kosong di kampung," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement