Jumat 05 Jan 2018 16:57 WIB

Rumah Zakat Ajarkan PHBS ke Pengungsi Rohingya

Nur Efendi, CEO RZ
Foto: Republika/Tahta Aidila
Nur Efendi, CEO RZ

REPUBLIKA.CO.ID,BANGLADESH--Wabah Difteri merupakan infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium. Gejala penyakit ini berupa sakit tenggorokan, demam, dan terbentuknya lapisan di amandel dan tenggorokan.

Difteri banyak ditemukan di negara berkembang seperti Indonesia termasuk juga di Bangladesh. Berdasarkan data dari WHO, diperkirakan sekitar 2000 pengungsi Rohingya terjangkit Difteri. ''Setiap harinya ada 100-an kasus Difteri baru dengan mayoritas yang terjangkit adalah anak-anak,'' ungkap Tri Yanto, Tim Kemanusiaan Rumah Zakat dalam siaran pers yang diterima Republika, Jumat (5/1).

Dikatakan Tri Yanto, hingga  Januari 2018 ini, sudah 24 pengungsi Rohingya yang meninggal akibat Difteri. Menyikapi kondisi diatas, Tim Kemanusiaan Rumah Zakat yang tergabung dalam Indonesia Humanitarian Alliance menyelenggarakan aksi layanan kesehatan dan program edukasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat  (PHBS) kepada anak-anak pengungsi rohingya di Jamtoli Camp, Bangladesh.

''Kami mengajari anak-anak tata cara mencuci tangan yang benar, mengajak mereka mengunting kukunya yang kotor serta mengadakan games edukatif bertema kesehatan,'' tutur Yanto. Ditambahkannya, RZ juga memberikan layanan kesehatan kepada 180 pengungsi Rohingya pada Kamis lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement