REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Prediksi terakhir asal muasal ilmu pembedahan Muslim berasal dari interaksi dengan dokter-dokter India. Mereka telah melakukan pembedahan beberapa abad sebelum dokter Muslim memulainya. Referensi utama kedokteran India, Susruta, mencatat operasi bedah pertama dilakukan pada abad ke-5 sebelum Masehi (SM).
Kronologi yang sama dengan memanfaatkan tenaga penerjemah India untuk mengalihbahasakan buku kedokteran India ke dalam bahasa Arab. Prof Ullmann menambahkan, Ibnu Khalid Barmakid Yahyu-lah yang menyewa para dokter India dari Mankah itu. Hasil terjemahannya itu dibukukan dalam Kitab al-Sumum atau The Book of Poisons. Literatur ini belum diketahui sumber utamanya hingga kini.
Berbagai bukti penguat lainnya menghadirkan kekuatan kerja sama antara dokter-dokter dari India dan praktisi kesehatan pada zaman keemasan Muslim. Di antaranya terdapat kata-kata di bidang kedokteran Arab yang bersumber dari bahasa India.
Perihal dikenalnya proses pembedahan juga ditelusuri berasal dari kedekatan para khalifah kawasan Timur Tengah yang saling berinteraksi di pusat pendidikan, Kota Baghdad. Hampir di semua literatur, belum pernah ditemukan jasa para sarjana Barat ataupun Spanyol.
Satu-satunya hanya tercatat nama ilmuwan dari Cordoba, Ab al-Qosim bin Abbas al-Zahrawi. Al-Zahrawi yang meninggal pada 1013 M ini disebutkan melakukan pembedahan di bagian perut pasiennya. Prosesnya terangkum dalam 30 bagian dalam kitabnya, Tasrif.
Disarikan dari Dialog Jumat Republika
Ikuti Whatsapp Channel Republika
