Jumat 05 Jan 2018 16:30 WIB

Asal Muasal Operasi Bedah

Ruang operasi/ilustrasi
Foto: pixabay
Ruang operasi/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Al-Zahrawi menerbitkan sebuah buku ensiklopedia setebal 1.500 halaman tentang ilustrasi operasi yang digunakan di Eropa sebagai referensi medis pada 500 tahun berikutnya. Di antara sekian banyak penemuan, menurut laman www.muslimheritage.com, al-Zahrawi dilaporkan melakukan operasi cesar pertama. Keyakinan ini didukung dengan temuan sebanyak 200 rancangan peralatan kedokteran bedah modern miliknya.

Operasi cesar yang dalam bahasa Arabnya adalah jirahah al-wiladah bertujuan mengeluarkan bayi dari perut seorang ibu, baik itu terjadi setelah maupun sebelum sempurnanya penciptaan sesosok bayi dalam kandungan. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa bedah cesar adalah pembedahan yang dilakukan dengan pengirisan dinding perut dan peranakan untuk melahirkan (mengeluarkan) janin.

Dari sebuah artikel milik Dr Nasim Hasan Naqvi yang terbit dalam Saudi Medical Journal 1986, banyak muncul perdebatan tentang asal muasal operasi cesar. Pada pertengahan abad ke-19 para sejarawan meragukan temuan dahsyat al-Zahrawi dikaitkan dengan pelarangan pembedahan pada badan di syariat Islam.

Muncullah klaim jika operasi bedah pertama dilakukan seorang dokter dari angkatan darat Prancis. Pada 1863, seorang penulis bidang kesehatan C Rique menulis tentang undang-undang kesehatan di negara Arab Saudi. Dia menyebutkan larangan itu dimunculkan Sidi Khalif. Sosok ini berpengaruh pada sebagian kecil kelompok Muslim. Namun, beberapa literatur Arab tak mengenal sosok tersebut.

 

Penulis lainnya, Young, pada 1944 dalam bukunya History of Caesarean Section, menuliskan pengamatannya di jazirah Arab. Menurutnya, pengikut fanatik Nabi Muhammad SAW sangat melarang operasi cesar. Pasalnya, setiap kelahiran bayi dari pembedahan itu dipercayai mengundang minat dari setan.

Pernyataan ini serupa dengan pemikiran Rique sebelumnya. Kelemahan pemikiran mereka tidak disertai referensi yang berbobot. Mereka hanya mengamati secuil kehidupan dalam kelompok sosial di Arab Saudi.

Disarikan dari Dialog JUmat Republika

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement