REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perkembangan Islam sejak 14 abad silam mewarnai sejarah peradaban dunia. Bahkan, pesatnya perkembangan itu, baik di barat maupun timur, pada abad kedelapan sampai 13 Masehi mampu menguasai berbagai peradaban yang ada sebelumnya.
Tak salah bila peradaban Islam dianggap sebagai salah satu peradaban yang paling besar pengaruhnya di dunia. Bahkan, hingga kini, berbagai karya peradaban Islam masih dapat disaksikan di sejumlah negara bekas kekuasaan Islam dahulu, misalnya Baghdad (Irak), Andalusia (Spanyol), Fatimiyah (Mesir), Utsmani (Turki), Damaskus, Kufah, Suriah, dan sebagainya.
Buku Peradaban Islam yang Ter lupakan karya Churya el Khadiri mengingatkan umat Islam untuk tak melupakan tiga kota saksi sejarah kejayaan Islam pada masa lampau. Tiga kota itu, antara lain, Cordoba, Konstantinopel, dan Vienna.
Ketiga kota ini adalah saksi sejarah kejayaan peradaban Islam yang hilang ditelan arus zaman. Jejak kejayaan Islam yang berhasil ditancapkan di Cordoba sejak 711 Masehi harus berakhir di tangan Ratu Isabella dan Raja Ferdinand. Saat itu, kedua pemimpin Eropa ini melakukan pembersihan segala sesuatu yang berbau Islam dan Yahudi.
Pembersihan itu telah mengubah semua yang telah berhasil ditorehkan oleh peradaban Islam selama hampir delapan abad. Masjid Agung Cordoba Mezquita, kini berubah menjadi Mezquita-Catredal Cordoba, adalah saksi sejarah yang ikut berubah. Sementara itu, Konstantinopel di bawah Sultan Muhammad al-Fatih mampu merombak peradaban dunia dan menjadi kiblat bangsa-bangsa Eropa.
Kini, Konstantinopel telah hilang, namanya berganti Turki. Namun, Turki tetap menjadi destinasi utama bagi mereka yang ingin memanjakan mata, menikmati kemegahan, menajamkan aroma masa lampau, dan membayang kan kampung madani yang disabdakan oleh Rasulullah SAW.
Setelah Turki, ada Vienna atau Wina, kota megah di Austria, yang menjadi persinggahan terakhir ekspansi tentara Islam. Di kota ini, jejak peradaban Islam terukir dalam bentuk Vienna Islamic Center, yang sampai saat ini bisa dinikmati keindahannya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
