Rabu 27 Dec 2017 20:45 WIB

Pengembaraan Ibnu Khaldun

Rep: Yusuf Assidiq/ Red: Agung Sasongko
Ibnu Khaldun
Foto: blogspot
Ibnu Khaldun

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ibnu Khaldun dikenal luas sebagai ahli ekonomi. Ia juga sejarawan dan sosiolog ulung.  Ide, gagasan, serta pemikirannya pada bidang tersebut masih berpengaruh hingga kini. Namun, kebesaran nama Khaldun juga terekam dalam jejak langkahnya selaku politikus andal.

Sejarah mencatat, Ibnu Khaldun menghabiskan sebagian hidupnya dengan menetap di berbagai wilayah serta mengabdi pada penguasa setempat. Momen pengembaraan kariernya dicatat secara rinci dalam risalah berjudul Kitab Al-'Ibar (Buku Sejarah Dunia).  

Reputasi karya tersebut tidak kalah dengan Muqaddimah yang mengulas aspek sosial dan ekonomi. Kitab Al-‘Ibar merupakan sumbangsih penting dari tokoh bernama lengkap Abu Zayd Abd al-Rahman ibnu Muhammad ibnu Jabir ibnu Khaldun ini bagi kemajuan ilmu pengetahuan di seluruh dunia.

Ia terlahir di Tunis, Tunisia pada 1332. Dalam biografinya, Ibnu Khaldun mengatakan, nenek moyangnya berasal dari Hadramaut, Yaman. Sementara kakeknya yakni Ibnu Hazem, diyakini termasuk umat Islam paling awal yang berhasil mencapai Andalusia, Spanyol.

Pendidikan pertama didapat dari sang ayah yang juga ilmuwan. Ia juga mempelajari ilmu agama dan tata bahasa dari sejumlah guru terkemuka. Tak heran, sejak usia muda Khaldun telah mampu menghafal Alquran.

Beragam bidang ilmu juga dikuasainya, semisal hadis, retorika, filologi, maupun puisi. Ia melanjutkan pendidikan hingga usia 19 tahun. Kemudian ia merintis karier di pemerintahan Dinasti Hafsid sebagai petugas segel istana.

Sejak itulah, seperti ditulis Frances Carney Gies dalam artikel bertajuk The Man who Met Tamerlane, Khaldun banyak menemukan kelemahan di lingkungan pemerintahan. Namun, baru beberapa tahun kemudian ia punya kesempatan meninggalkan Tunisia.

Pada 1352, Khaldun mulai melihat tanda-tanda keruntuhan dinasti tersebut, terutama karena terus bersitegang dengan pesaingnya, yakni Dinasti Marinid di Maroko. Segera ia pergi, melakukan perjalanan ke Barat dan memilih menetap di Fez, Maroko.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement