Rabu 27 Dec 2017 17:45 WIB

Tanah Afrika di Masa Keemasan Peradaban Islam

Rep: hri/ Red: Agung Sasongko
Muslim Mali berjalan menuju Masjid Sankore, salah satu situs yang jadikan warisan dunia oleh UNESCO.
Foto: AP Photo/Harouna Traore
Muslim Mali berjalan menuju Masjid Sankore, salah satu situs yang jadikan warisan dunia oleh UNESCO.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  mengutip catatan Ibnu Munabbah yang bertarikh  738 M dan Al-Masudi pada 947—masuk dan berkembang di wilayah Afrika Barat melalui jalur perdagangan. Setelah memeluk Islam, penguasa Tekur pertama yang menjadi Muslim benama War-Jabi mulai menerapkan syariat Islam.

Undang-undang kerajaan itu diubah sesuai dengan syariat. Tak heran kemudian Islam memberi dampak yang begitu hebat bagi penduduk negeri itu. Di era kejayaan Islam,  Kerajaan Tekur adalah wilayah yang aman, damai, dan tenang. Geografer dan penjelajah Muslim bernama Al-Idrisi pada 1511 M pernah mengunjungi wilayah itu. Tekur, ibu kota kerajaan itu, menurut Al-Idrisi, menjadi pusat perdagangan dan pemerintahan.

Di era kejayaan Islam,  Kerajaan Tekur adalah wilayah yang aman, damai, dan tenang. Geografer dan penjelajah Muslim bernama Al-Idrisi pada 1511 M pernah mengunjungi wilayah itu. Tekur, ibu kota kerajaan itu, menurut Al-Idrisi, menjadi pusat perdagangan dan pemerintahan.

Para pedagang dari Maroko datang ke kota itu untuk menjual wol dan pulang membawa emas dan manik-manik. Kita memiliki dokumen yang cukup tentang daerah itu (Tekur), sejak wilayah itu dikenal oleh sejarawan Arab sebagai Bilad al-Sudan (Tanah Orang-orang Hitam),” papar Rahman.

Seiring berkembangnya agama Islam, menurut para sejarawan, di wilayah sub-Sahara itu kemudian berdiri sejumlah dinasti dan kerajaan Islam. Kerajaan atau dinasti Islam yang terkenal dan memberi pengaruh yang sangat besar bagi peradaban, antara lain, Kerajaan Ghana, Mali, Songhay, dan Kanem Bornu. 

Pada awal abad ke-11, Ghana mencapai puncak kemajuan dan secara ekonomi kerajaan Islam itu sangat makmur,” papar sejarawan Muslim, Al-Bakri. Selain itu, ia juga mencatat pada abad ke-13 M peradaban Islam di Mali begitu hebat. Bahkan, kata Al-Bakri, pengaruh peradaban Islam Mali di era kepemimpinan Mansa Musa sampai ke Sudan, Afrika Utara, bahkan Eropa.

Di era keemasan Islam di wilayah Afrika Barat, jalur perdagangan antarkerajaan dan wilayah terbuka. Menurut Prof Rahman, rute perdagangan yang terkenal di wilayah itu, seperti dari Sijilmasa ke Taghaza, Awdaghast, menuju ke Kekaisaran Ghana.

Selain itu, ada pula rute perjalanan dari Sijilmasa ke Tuat, Gao, dan Timbkutu. Ada pula rute lain yang menghubungkan Nigeria dengan Tripoli melalui Fez ke Bornu dan Tunisia serta Nigeria melalui Ghadames, Ghat, dan Agades ke tanah Hausa.

Rute-rute itu merupakan tempat-tempat pusat perdagangan yang terkenal. Pusat-pusat perdagangan selalu menjadi pusat pembelajaran Islam dan peradaban,’’ ujar Prof Rahman. Ide-ide dan pemikiran baru datang melalui para pedagang. Itulah mengapa peradaban Islam sempat mencapai puncak kejayaannya di Afrika Barat.

Peradaban Islam di Afrika Barat mulai surut seiring berkuasanya penjajah Barat di wilayah itu. Kini, sebagian besar negara di kawasan itu yang dulunya sempat mencapai puncak kejayaan di era Kerajaan Islam, malah mengalami kemunduran dan bahkan tertinggal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement