Selasa 26 Dec 2017 22:37 WIB

Lengkapnya Koleksi Pemikiran dan Kebudayaan Islam di ISTAC

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Agung Sasongko
Gedung Istac
Foto: Wikipedia
Gedung Istac

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA --   Sejak beberapa dasawarsa terakhir, Malaysia menjadi salah satu pusat keilmuan Islam di tingkat global. Posisi itu, antara lain, ditandai dengan keberadaan Universitas Islam Internasional Malaysia (IIUM). Kampus yang berdiri sejak 1983 telah berkiprah banyak melalui alumninya.

IIUM kemudian mendirikan lembaga Institut Pemikiran dan Peradaban Islam Internasional (ISTAC) yang sejak 2015 menjadi ISLAH (The Ibn Khaldun International Institute of Advanced Research). Filsuf Muslim terkemuka, Syed Muhammad Naquib al-Attas, merupakan sosok yang merancang institut itu pada 1987.

Sebagai lembaga pendidikan, ISTAC memiliki perpustakaan yang sangat baik, yakni Syed Muhammad Naquib al-Attas (SMNA) Library. Dua tahun sejak berdirinya ISTAC, perpustakaan ini hadir untuk menunjang aktivitas keilmuan.

Koleksinya termasuk yang terlengkap untuk bidang kajian pemikiran dan kebudayaan Islam di tingkat global.

Seperti dilansir dari situs resminya, saat ini, SMNA Library memiliki koleksi lebih dari 150 ribu buku, 64 ribu lebih teks referensi, 26 ribu lebih jurnal, dan 46 ribuan buku-buku langka atau simpanan khusus para pengarang kenamaan.

Selain itu, di sini tersimpan sebanyak lebih dari 2.500 manuskrip dalam bentuk buku dan 17.922 jilid manuskrip berwujud mikro. Koleksi SMNA Library mencakup beragam bahasa, mulai dari Melayu, Inggris, Prancis, Jerman, Belanda, Rusia, Yunani, dan Latin.

Cakupan kajiannya juga luas, antara lain, yakni orientalisme, oksidentalisme, agama-agama, filsafat, metafisika, teologi, hukum, sains, bahasa, sastra, sejarah, dan kesenian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement