REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Agama Islam berkembang begitu pesat di Amerika Serikat (AS). Menurut data Council on American-Islamic Relations--sebuah lembaga advokasi Islam terkemuka--jumlah umat Islam di negeri Paman Sam sudah mencapai 7 juta jiwa. Tak heran, jika John L Esposito memperki- rakan di masa mendatang jumlah pemeluk Islam akan mengalahkan populasi Yahudi.
Islam merupakan salah satu agama penting bagi orang-orang Amerika, ungkap Esposito dalam Ensiklopedi Oxford.Betapa tidak, umat Islam di Amerika telah memiliki sekitar 2.300 lembaga dan organisasi, 1.300 masjid, pusat kajian Islam, serta sekolah. Umat Islam pun telah berperan besar dalam membangun Amerika.
Sejatinya, Islam bukanlah agama yang baru berkembang di Amerika. Bahkan, Islam telah lebih dulu hadir di Dunia Baru--julukan yang diberikan oleh Christofer Columbus untuk benua Amerika-- sebelum negara adidaya itu terbentuk. Jauh sebelum penjelajah asal Spanyol itu tiba di Benua Amerika, Islam telah hadir di daratan itu.
Sejak kapan Islam hadir di Amerika? Sejarawan Muslim Abu Bakar Ibnu Umar Al-Guttiya mengisahkan pada masa kekuasaan Khalifah Ummayah Spanyol bernama Hisham II (976 M -1009 M), seorang navigator Muslim bernama Ibnu Farrukh telah berlayar dari Kadesh pada bulan Februari 999 M menuju Atlantik.
Sang pelaut Muslim itu berlabuh di Gando atau Kepulauan Canary Raya. Ibnu Farrukh mengunjungi Raja Guanariga. Sang penjelajah Muslim itu memberi nama dua pulau yakni Capraria dan Pluitana. Ibnu Farrukh kembali ke Spanyol pada Mei 999 M.
Tak perlu diragukan lagi, secara historis, kaum Muslimin telah memberi pengaruh dalam evolusi masyarakat Amerika beberapa abad sebelum Christopher Columbus menemukannya, papar Fareed H Numan dalam American Muslim History A Chronological Observation.
Sejarawan Ivan Van Sertima dalam karyanya They Came Before Columbus membuktikan adanya kontak antara Muslim Afrika dengan orang Amerika asli jauh sebelum Columbus datang. Dalam African Presence in Early America, Van Sertima menemukan fakta bahwa para pedagang Muslim dari Arab juga sangat aktif berniaga dengan masyarakat yang tinggal di Amerika.
Saat menginjakkan kaki di benua Amerika, papar Van Sertima, Columbus sempat mengungkapkan kekagumannya kepada orang Karibian yang sudah beragama Islam. Menurut dia, Columbus juga tahu bahwa Muslim dari pantai Barat Afrika telah tinggal lebih dulu di Karibia, Amerika Tengah, Selatan, dan Utara. Perkembangan Islam di Amerika pun telah mengalami masa pasang surut.