Kamis 14 Dec 2017 05:05 WIB

2.000 Santri Ikuti Pelatihan Media Digital

Hidup dengan media sosial tak selalu buruk, pastikan terjadi keseimbangan antara dunia nyata dan dunia online.
Foto: Agung Supriyanto/Republika
Hidup dengan media sosial tak selalu buruk, pastikan terjadi keseimbangan antara dunia nyata dan dunia online.

REPUBLIKA.CO.ID, CIEWBON  -- Kementerian Komunikasi dan Informatika melatih sebanyak 2.000 santri di Cirebon, Jawa Barat, agar bisa memanfaatkan media digital dengan positif dan sehat. "Dakwah bisa saja melalui media digital. Santri harus berperan untuk bisa menyampaikan dakwah yang damai dan sejuk di dunia maya," kata Staf Ahli Menteri Bidang Komunikasi Gun Gun Siswadi di Cirebon, Rabu (13/12). 

Menurutnya banyak berita bohong yang berseliweran di dunia maya dan bisa menimbulkan perpecahan serta ekses negatif di masyarakat.  Selain itu sejumlah konten yang mengajarkan pemahaman radikal, dinilai sudah sangat membahayakan.

Untuk ikut memerangi hal tersebut, Kominfo menggelar kegiatan Festival Literasi Digital Pesantren di Pondok Buntet Pesantren, Rabu, 13 Desember 2017. "Sekitar dua ribu santri yang hadir, mereka dilatih untuk memanfaatkan media digital dengan positif dan sehat," tuturnya.

Gun gun mengatakan, sejak 2008, terdapat 144 orang yang telah diproses hukum karena melanggar Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE), terutama perihal berita palsu dan ujaran kebencian di media sosial.

Hingga 2016, Kementerian Komunikasi dan Informatika telah memblokir sekitar 773.000 situs internet yang didominasi konten pornografi."Sehingga untuk menangkal hal ini, perlu juga keterlibatan para santri," katanya.

Dalam festival literasi digital tersebut, para santri diajarkan untuk bisa membuat vlog, meme, live streaming dan sejumlah konten positif lainnya yang bisa dipublikasikan di dunia maya.  Ada lima kelas yang dibuka dan dimanfaatkan oleh para santri untuk menimba ilmu tentang literasi digital.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement