Selasa 12 Dec 2017 21:30 WIB

Jejak Ilmu Kedokteran Islam di Barat

Ibnu Sina
Foto: blogspot
Ibnu Sina

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Melalui penerjemahan, karya Muslim di bidang kedokteran pun meninggalkan jejaknya di dunia Barat. Diketahui pula, seorang ahli kedokteran kelahiran Tunisia, Constantine, memperkenalkan obat-obatan modern ke Eropa melalui wilayah selatan Italia.

Keahlian Constantine ini kemudian diketahui bersumber dari ahli pengobatan Muslim bernama Qaryawan. Tak hanya itu, Constantine juga pernah menerjemahkan karya ahli kedokteran Muslim, Ali Abbas Al-Majusti, yang berjudul Kitab al-Maliki.

Selain itu, karya-karya lainnya juga telah menyebar luas di Eropa, terutama terjemahan karya-karya Ibnu Sina, Al-Razi, Ibn Zuhr, dan Ibnu Rusyd. Bahkan, mereka dikenal pula di Barat sebagai pelopor dalam bidang kesehatan mental.

Al-Razi pernah mendirikan bangsal khusus bagi penderita penyakit mental di Baghdad, Irak. Sebelumnya, di Barat, jenis penyakit ini diyakini disebabkan oleh setan dan kemudian dikenal luas dengan demonological theories. Namun, Al-Razi mematahkan teori itu.

Terjemahan Kitab al-Tasrif karya Al-Zahrawi juga memberikan kontribusi penting, terutama dalam bidang pembedahan. Dalam karyanya itu, ia mengungkapkan teori dan praktik dalam pembedahan. Ia pun merancang sendiri alat-alat bedahnya.

Kitab al-Tasrif ini diterjemahkan ke dalam bahasa Latin oleh Gerard dari Cremona dan diterbitkan di Venesia pada 1497, di Basel pada tahun 1541, dan di Oxford tahun 1778. Selama berabad-abad, alat-alat bedah yang diciptakan Al-Zahrawi tetap digunakan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement