‘’Chrisye? Masyallah. Amazing!” Kalimat itulah yang dikatakan Taufiq Ismail ketika diminta komentarnya mengenai tayangan film untuk mengenang Chrismansyah Rahadi atau Chrisye itu. Melalui telepon Taufiq bicara dengan ekpresi suara naik turun mengenai kesan dia terhadap penyanyi bersuara ‘androgini’ ini.
Memang percakapan Taufiq soal lagu ‘Ketika Kaki dan Tangan Bicara’ bukan pertama kali saya dengar langsung. Dalam banyak kesempatan, misalnya ketika naik kendaraan mengelilingi Madura untuk berkunjung ke berbagai pesantren atau perbincangan malam-malam di rumah puisi yang berada di Kampung Air Angek, Bukit Tinggi, soal lagu itu kerap dibincangkannya.
“Saya iri pada Chrisye,’’ kata Taufiq ketika Jumat lalu dihubungi melalui telepon untuk diminta komentarnya atas pemutaran Film Chrisye yang kini tengah di putar di gedung bioskop. Penulis lagu milik Bimbo hingga ‘Dunia Panggung Sandiwara’ (Ahmad Albar) tak bisa menyembunyikan rasa cemburu pada mendiang penyanyi bertubuh tipis itu.
“Ya saya terkejut ketika Chrisye meminta saya untuk menuliskan lagunya,’’ kenang Taufiq ketika menerima telepon dari Chrisye ketika hendak meminta agar dia menuliskan lagu untuknya. Bahkan, lebih terkejut lagi ketika kemudian keesokan harinya Chrisye sendiri datang ke rumahnya yang berada di bilangan Utan Kayu itu.
“Ya saya ingat dia datang menjelang siang. Setelah bertemu dia menyerahan sebuah kaset yang berisi rekaman lagunya. Chrisye saat itu mengatakan: Saya sudah coba tulis liriknya tapi saya tidak puas. Maka bang Taufiq tolong tuliskan liriknya. Kata dia, temanya tentang kebesaran Tuhan,’’ ujar Taufiq ketika kembali mengenangkan peristiwa ‘juma pertamanya’ dengan Chrisye. ‘’Saya diberi waktu sebulan untuk menulis lagu itu,’’ tukasnya lagi.
Setelah pamit pulang, Taufiq kemudian memutar lagu yang belum bersyair itu. Ternyata, lanjutnya, lagu itu sangat indah melodinya. Saking indahnya Taufiq mengaku kehabisan akal atau ide untuk menuliskan liriknya.
‘’Saya bolak-balik dengarkan lagu itu. Saya coba tulis liriknya, berulangkali, tapi selalu gagal. Bahkan saya sempat merasa yakin bila kemudian akhirnya tidak dapat menuliskannya,’’ ujar Taufik. Apalagi ‘deadline’ sudah begitu mepet. Tinggal menyisakan beberapa hari dari tengat waktu yang diberikan Chrisye kepadanya.
‘’Lirik lagu ‘Ketika Kaki dan Tangan Bicara’ saya tulis di hari Jumat, persis satu hari sebelum tengat waktu berakhir. Begitu selesai, saya kemudian telepon Chrisye dan kirim syair atau lirik lagu itu melalui faxsimily,’’ kata Taufiq.