REPUBLIKA.CO.ID, SELANDIA BARU -- Muslim Selandia Baru menyuarakan keinginannya agar KFC di negara itu menyajikan menu sesuai hukum Islam. Seorang Muslim yang mempelopori kampanye itu, Syeda Fouzia meyakini restoran cepat saji tersebut mampu menghasilkan keuntungan luar biasa dengan memasuki pasar halal.
Ratusan pendukung kampanye itu membagikan dan mensosialisasi gerakan itu. Bahkan beberapa mendokumentasikan dalam bentuk video dalam rangka mendukung gagasan itu. Fouzia merupakan manajer restoran cepat saji McDonalds halal di Selandia Baru. Ia tinggal di sana enam tahun lalu usai pindah dari Inggris.
"Saya tahu pasti, itu tidak sulit untuk menyajikan makanan halal," kata Fouzia dilansir dari Stuff, Selasa (5/12).
Fouzia mengatakan Australia, Inggris, dan Kanada memiliki gerai halal KFC, Subway, McDonalds, dan Pizza Hut. "Sudah saatnya merek-merek itu mulai melayani peningkatan jumlah umat Islam di Selandia Baru," ujar dia.
Terkait kampanye itu, perempuan asal Auckland itu mengaku mendapat serangan balik atas gagasannya. Fouzia menilai merek dagang restoran cepat saji itu kurang antusias atas usulan itu. Kendati demikian, ia meyakini, sertifikasi halal menjamin lebih banyak orang makan di gerai itu.
Pun sajian makanan halal tak mempengaruhi pelanggan non Muslim. Fouzia mengatakan halal KFC adalah solusi saling menguntungkan. Bahkan, jika penyajian makanan halal hanya pada hari-hari tertentu.
Berdasarkan data sensus 2013, sebanyak 46 ribu Muslim tinggal di Selandia Baru. Jumlah itu meningkat 28 persen sejak 2006. Manajer umum pemasaran Geraldine Oldham mengaku pernah mencoba menjajakan makanan halal pada 2001. Namun, kompleksitas ketentuan halal mengganggu pasokan bahan ke KFC.
"Kami menghargai permintaan mereka, tetapi, masalah yang berkaitan dengan kami dapat mengesahkan produk halal untuk pelanggan tetap ada," tutur dia.
Ia menegaskan KFC belum berencana mengenalkan makanan halal lagi di Selandia Baru.