Selasa 05 Dec 2017 16:30 WIB

Perjuangan Duse Mohamed Ali Lawan Apartheid di Afsel

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Agung Sasongko
Umat Muslim di Cape Town, Afrika Selatan.
Foto: guardian.co.uk
Umat Muslim di Cape Town, Afrika Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Umumnya, pejuang penentang diskriminasi ras di Afrika yang lebih dikenal dunia adalah Nelson Mandela. Mandela dijuluki sebagai 'Bapak Bangsa' dan merupakan presiden kulit hitam pertama Afrika Selatan.

Padahal, tak banyak yang tahu, bahwa perjuangannya menghapuskan pengaruh apartheid di Afrika diilhami oleh perjuangan seorang intelektual Muslim Afrika yang telah lebih dulu lahir jauh sebelum Mandela lahir ke dunia ini.

Ketika Mandela mengunjungi Nigeria pada 1996, dia ingin pergi ke sebuah pemakaman Muslim di Lagos. Saat itu, wartawan bertanya mengapa dan Mandela menjawab,

"Inilah orang pertama yang melepaskan perjuangan melawan rasisme. Bahkan, saat kami belum lahir, dia mulai memerangi rasisme." Kuburan yang dikunjungi Mandela saat itu tidak lain adalah Duse Mohamed Ali.

Siapakah Duse Mohamed Ali?
 
Duse Mohamed Ali lahir di Alexandria, Mesir, pada 21 November 1866. Ia merupakan anak dari seorang perwira Mesir dan seorang ibu yang berasa dari Sudan. Ia meninggal pada usianya 80 tahun di Lagos, Nigeria.
 
Mohamed Ali mendirikan surat kabar African Times, Orient Revies, dan majalah The Comet, yang membela Uni Afrika untuk pertama kalinya. Surat kabar tersebut menjadi suara Afrika melawan rasisme. Meskipun lahir di Mesir, ia menghabiskan sebagian besar hidupnya di Senegal, Ghana, Zaire, dan Afrika Selatan.
 
Abdul Salem Ali, ayah dari Mohamed Ali, mengirimnya ke London untuk mengenyam pendidikan. Mohamed Ali kemudian kembali ke Mesir setelah ayahnya terbunuh dalam pemberontakan melawan Inggris pada 1882. Ia kemudian melanjutkan studinya di Jurusan Sastra Universitas Kairo dan melanjutkan studi di Inggris.
 
Duse Ali memulai karir bahasanya dengan menulis naskah drama dan menggarap tema rasisme dalam drama. Antara 1885 dan 1909, ia telah menampilkan permainan drama di Karibia, India, dan Amerika. Drama yang dia tulis di Inggris dan Prancis sempat dilarang. Namun, ia lantas pergi ke Amerika Serikat, setelah tinggal dalam pengejaran polisi di London dalam waktu yang singkat.
 
Di Amerika, dia mengambil bagian dalam pendirian jurnal mingguan New Age, yang merupakan surat kabar pertama yang diterbitkan oleh orang kulit hitam. Mohamed Ali lantas menulis artikel melawan imperialisme dan rasisme. Ia telah mendapatkan banyak penonton dan pendengar di Afrika dan Amerika.
 
Pada 1911, Duse Ali menghadiri Kongres Ras-ras Dunia di London dan membuat pidato panjang di kongres tersebut. Dalam pidatonya, Duse mengatakan bahwa semua ras setara. Dia ingin sejumlah negara, seperti Amerika Serikat meminta maaf kepada penduduk India, Prancis dan Belgia meminta maaf kepada warga Kongo, dan Inggris kepada warga Sudan dan Mesir.
 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement