REPUBLIKA.CO.ID, Dalam rangka memperingati Maulid Nabi 2017, mayoritas umat Islam di belahan dunia merayakannya sebagai ekspresi bahagia dan syukur yang tak terhingga atas lahirnya Nabi Muhammad SAW, tak terkecuali penduduk Indonesia yang berada di Malaysia.
Sekretaris Komisi Dakwah MUI Jatim Ustaz Nur Fauzi berkesempatan memberikan ceramah di negeri Jiran tersebut. Menurut dia, kunjungannya ke Malaysia untuk berceramah dalam berbagai kegiatan Maulid Nabi. "Banyak kegiatan keagamaan di sini (Malaysia), dalam rangka Maulid Nabi," ujarnya saat bercerita kepada Republika.co.id melalui saluran telepon, Selasa (5/12).
Di Malaysia, Ustaz Fauzi mengaku, berceramah di beberapa tempat, seperti di Kota Kemuning, Damansara, dan Sungai Bulo. Berdasarkan safari dakwah yang ia lakukan, ada beberapa hal unik yang menjadi catatan pribadinya.
Pertama, bahwa antusias warga Indonesia di Malaysia dalam merayakan Maulid Nabi sangat besar karena kekompakan mereka dalam pelaksanaannya. Menurut dia, rata-rata yang melaksanakan peringatan Maulid Nabi adalah orang Indonesia yang berasal dari sebuah Pulau Kecil yang terletak di sebelah timur Kabupaten Gresik, Jawa Timur, yaitu Pulau Bawean.
"Kalau di daerah perkotaan sebagian besar penyelenggaranya adalah keturunan orang-orang Bawean yang sudah menjadi warga negara Malaysia," ucapnya.
Sementara pelaksanaan di daerah perumahan yang masih dalam proses pembangunan banyak diplopori oleh orang Madura. Berdasarkan informasi yang ia dapatkan, dalam sebulan, bahkan orang Madura di Malaysia bisa menyelenggarakan dua hingga tiga kali acara pengajian dalam rangka Maulid Nabi.
Ustaz Fauzi mengatakan, Maulid Nabi yang digelar orang Indonesia yang tinggal di Malaysia, tidak hanya sekadar diikuti oleh orang yang berasal dari Indonesia saja, tapi orang melayu sendiri juga turut bergabung dalam majlis orang Indonesia.
Dalam salah satu ceramahnya, Ustaz Fauzi sempat menceritakan tentang kehebatan para ulama Indonesia yang mendunia, seperti Syekh Kholil Bangkalan dan Syekh An Nawawi Al Bantani. Mendengar ceramahnya itu, membuat seorang Melayu asli berkeinginan mengirim anaknya untuk belajar Islam ke Indonesia. "Bahkan sampai minta kontak saya," kata ustaz asal Madura ini.
Dari segi teknis pelaksanaan Maulid Nabi di Malaysia, menurut dia, budaya yang dibawa adalah budaya Indonesia. Karena yang dibaca dalam acara itu adalah qasidah maulid al berzanji yang dikarang oleh Sayyid Jakfar bin Abdul Karim. Bahkan, shalawat buatan Indonesia seperti pembacaan shalawat badar karya Kiai Ali Mansur juga tak terlupakan.
"Dan lagu yang digunakan pun sesuai pola khas dari Indonesia, yaitu dari Pulau Bawean, yang disertai dengan musik tradisional compang (sejenis marawis)," tuturnya.