REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Maulid Nabi adalah peringatan hari lahirnya Nabi Muhammad SAW yang jatuh pada tanggal 12 Rabiul Awal 1439 Hijriah. Umat Islam akan memperingati Maulid Nabi tahun ini pada Jumat (1/12) besok.
Dalam momentum kelahiran nabi ini, Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama, Prof Muhammadiyah Amin mengajak umat untuk meneleladani cara berdakwah Nabi Muhammad yang lemah lembut. Selain itu, ia juga mengajak untuk meneladani Nabi yang bisa mempersatukan umat yang berbeda keyakinan.
"Jadi penekanannya saya, mari berdakwah lemah lembut seperti Nabi dan mari tingkatkan kesatuan dan persatuan umat," ujarnya kepada Republika.co.id, Kamis (30/11).
Ia menuturkan, saat berdawah Nabi selalu menggunakan cara-cara yang lemah lembut, tidak dengan cara kekerasan. Dalam perspektif ini, kata dia, Nabi sangat moderat dalam berdakwah.
"Jadi penekanannya adalah dakwah yang rahmatal lil alamin sebagaimana yang kita inginkan di negara kita yang berpenduduk Islam terbesar di dunia," ucapnya.
Karena itu, menurut dia, dalam menyampaikan dakwahnya umat Islam di Indonesia tidak perlu melihat perbedaan-perbedaan yang ada. Apalagi, sampai berdakwah untuk menggembosi pemerintah. Karena, menurut dia, pemerintah saat ini bukan lah pemerintah yang dzalim, justru sangat mengakomodir kehendak rakyat.
"Cara berdakwah nabi itu mengajak orang kepada jalan yang benar, tidak dengan cara kekerasan," tegasnya.
Ia menambahkan, dalam menyebarkan agama Islam Nabi Muhammad justru mampu menyatukan umat yang berbeda keyakinan, seperti saat menyatukan Suku Aus dan Khazraj yang telah bermusuhan sejak zaman jahiliyah. Ketika Nabi berhijrah dari Makkah ke Madinah, permusuhan di antara mereka pun berhenti karena Rasulullah telah mendamaikannya.
"Oleh karena itu, kami berharap bahwa yang perlu diteladani dari nabi itu menjngkatkan kesatuan dan persatuan umat," katanya.