Kamis 30 Nov 2017 00:13 WIB

Rumah Zakat Bantu Tingkatkan Status Gizi Balita

Ibu-ibu membawa balitanya ke posyandu.
Foto: rumah zakat
Ibu-ibu membawa balitanya ke posyandu.

REPUBLIKA.CO.ID, KEBUMEN -- Indonesia merupakan salah satu negara dengan prevalensi stunting (kasus pertumbungan anak yang terganggu) yang cukup tinggi. Dari data tahun 2016 prevanlensi stunting di Indonesia adalah 26,1 persen atau sekitar 9 juta anak. Hal ini merupakan pekerjaan rumah bagi Indonesia untuk menurunkan angka stunting. Tak terkecuali fasilitas kesehatan terkecil yang dimiliki masyarakat yaitu lewat posyandu.

Rumah Zakat sebagai lembaga sosial turut hadir dalam usaha meningkatkan status gizi masyarakat terutama balita. Rumah Zakat telah memberikan dukungan kepada Posyandu di Desa Blater, Kecamatan Poncowarno, Kabupaten Kebumen berupa Pemberian Makanan Tambahan untuk Balita (PMT) sejak bulan Mei 2017.

“Saya sebagai Relawan Inspirasi Rumah Zakat, dimana background pendidikan saya Ilmu Gizi agak prihatin melihat kondisi kesehatan masyarakat khususnya status gizi balita. Angka gizi kurang, gizi buruk stunting masih tinggi di Indonesia. Saya juga masih melihat gizi kurang dan stunting di sekeliling saya. Atas dasar itulah kami, Rumah Zakat lewat program senyum sehat memberikan support PMT,” ujar Syarifudin, belum lama ini.

Menurut dia, pemberian PMT ini setidaknya berdampak dua hal di Posyandu Dukuh Krajan, Desa Blater. Pertama dengan pemberian PMT, kita memberikan tambahan asupan gizi kepada para balita. Kedua, dengan adanya pemberian PMT, memotivasi para orang tua balita untuk menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan anak mereka ke posyandu, sehingga angka cangkupan kunjungan ke posyandu meningkat. Dengan meningkatnya angka cangkupan kunjungan ke posyandu, didapatkan data gambaran status gizi balita. Dengan data inilah kemudian bisa diambil tindakan intervensi untuk balita kurang gizi dan stunting.

“Selama 7 bulan ini, sejak Rumah Zakat support posyandu, Alhamdulillah ada peningkatan kunjungan balita di Posyandu. Diharapkan dari data yang ada, akan diambil tindakan intervensi untuk memperbaiki status gizi balita,” kata Syarifudin

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement