REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kitacomm, perusahaan konsultan public relation menggandeng NU Care-LAZISNU dalam kegiatan “Nonton Bareng bersama 135 Anak Yatim” yang dilaksanakan di bioskop XXI Pondok Indah Mall 1 Jakarta Selatan pada Sabtu (25/11) sore. Adapun film yang ditonton bertajuk Naura & Genk Juara besutan sutradara Eugene Panji.
Founder Kitacomm Heni Lestari mengungkapkan, dirinya ingin membuat anak-anak yatim senang dengan menonton film tersebut.
“Kita ingin menyenangkan anak-anak dengan film anak-anak. Saat ini sangat minim sekali film untuk anak, yang mendidik. Sudah tujuhbelas tahun kita kehilangan film petualangan anak-anak, drama musikal semacam film Petualangan Sherina (rilis tahun 2000, red.),” jelas Heni dalam siaran persnya, Ahad (26/11).
Terkait Kitacomm menggandeng NU Care-LAZISNU, ia mengatakan bahwa LAZISNU adalah lembaga sosial keagamaan dibawah NU. Dan NU sendiri, katanya, adalah harapan dari sebuah organisasi yang bisa mempersatukan keberagaman.
“Karena memang satu-satunya ormas harapan ya hanya NU. Yang bisa menyatukan hanya NU,” tegasnya.
Ketua NU Care-LAZISNU Syamsul Huda menyatakan, kegiatan tersebut tidak sebatas memberi hiburan pada anak-anak yatim, melainkan juga untuk edukasi.
“Film ini berbicara soal kejujuran, hubungan sesama manusia, dan juga mengajarkan anak-anak untuk mencitai alamnya; hubungan sesama makhluk,” kata Syamsul.
Perlu diketahui, film Naura & Genk Juara sempat menimbulkan kontroversi. Film tersebut dianggap bermuatan unsur SARA. Heni menceritakan, Naura & Genk Juara banyak dituding telah mendiskreditkan agama tertentu. Dan ia berharap agar masyarakat bisa lebih cerdas dalam beropini.
“Wakil Ketua MUI yang juga Wasekjen PBNU sudah menyatakan agar masyarakat tidak mudah terprovokasi terkait isu ini. Maka itu kita harus melawan anggapan negatif tentang film ini dengan baik. Orang-orang yang menuding itu harus nonton filmnya terlebih dahulu sebelum beropini,” kata Heni.
Senada dengan apa yang disampaikan oleh Heni, sutradara film Naura & Genk Juara Eugene Panji, yang juga hadir dalam kesempatan sore itu, menyatakan bahwa film garapannya tidak mendiskreditkan agama tertentu.
“Aku tuh setiap ditanya soal agama aku gak berani bicara. Bukannya aku takut, tapi aku bukan ahlinya ngomongin agama. Itu bukan domainku. Tapi toh pada keyantaannya kan kemarin (Jumat, 24/11, Red.) baru saja dirilis dari wakil ketua MUI bahwa film ini tidak ada penistaan sama sekali. Film ini baik-baik saja. Dan memang recommended untuk anak-anak,” ucap sutradara kelahiran Jakarta itu.
Eugene juga mengungkapkan, jika kemudian ada yang merasa terdiskreditkan itu adalah masukkan buatnya. “Semua orang boleh berpendapat. Mengkritisi silakan, tapi sifatnya bukan hasutan,” ungkap Eugene.
Ia juga menambahkan bahwa dirinya hanya bertugas membuat film yang baik dan sehat untuk anak-anak. “Ini film anak. Biarkan anak-anak menikmati,” pungkasnya.
Sementara itu, pengurus Yayasan Mizan Amanah Eli Ismabela (20), Cinere Jakarta Selatan menyatakan senang dengan adanya kegiatan nonton bareng film Naura & Genk Juara, dengan melibatkan anak-anak yatim.
“Senang dan berterima kasih. Dengan adanya kegiatan ini, menyatukan hati anak-anak. Juga ada silaturahmi dengan yayasan yatim yang lain,” ujar Eli.
Sejumlah 135 anak yatim yang menjadi peserta Nobar berasal dari empat Yayasan yatim yang berada di wilayah Jakarta dan Tangerang Selatan dengan rata-rata usia 5-12 tahun. Dalam rangka meramaikan kegiatan, seusai menonton fim para peserta dan panitia berswafoto bersama para pemeran film Naura & Genk Juara yang hadir pada sore itu, yakni Adryan Sulaiman Bima yang berperan sebagai Kipli dan Joshua Rundengan sebagai Okky.