REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN -- Satu dekade sudah perjalanan Program Pembibitan Penghafal Alquran (PPPA) Daarul Quran berkhidmat untuk membumikan Alquran di Tanah Air tercinta.
“Cita-cita mulia itu tak lepas dari kerja keras pengurus Daarul Quran dari tingkat pusat sampai cabang yang ada di Indonesia dan luar negeri,” kata Direktur Utama PPPA Daarul Quran dan Ketua Yayasan Daarul Quran, Muhammad Anwar Sani pada acara Corporate Gathering yang digelar di Hotel Santika Premier, Bintaro, Tangerang Selatan, Banten, Jumat (24/11) malam.
Ia menambahkan, hanya satu impian dan harapan yang ingin disematkan yakni membangun Indonesia dan dunia dengan Alquran. Langkah itu semakin nyata dan sangat terasa pada 2017. “Seluruh program untuk membangun peradaban manusia yang bersumber dari Alquran semakin mengakar dan mendapat dukungan dari berbagai pihak,” ujarnya dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Sabtu (25/11).
Ia mengemukakan, sebagai lembaga sosial dan kemanusiaan, PPPA Daarul Quran memiliki tanggung jawab moral untuk mengemas seluruh program yang digulirkan sehingga manfaatnya sangat terasa bagi masyarakat. Bentuk tanggung jawab itu diterjemahkan dalam sebuah acara Corporate Gathering.
Sekitar 200-an perusahaan yang selalu mendukung program-program PPPA Daarul Quran hadir pada acara yang dihelat setelah Isya berjamaah hingga pukul 23.00 WIB dengan nuansa sederhana namun penuh keakraban dan syahdu.
Penyair kondang, Taufik Ismail pun turut 'menghipnotis' ratusan undangan dengan membawakan beberapa puisi. Suasana akrab sangat terasa dengan pemandu acara Dik Doang dan Dina sehingga mencairkan suasana malam itu.
“Dalam kesempatan ini, PPPA Daarul Qur'an memberikan apresiasi Anugerah Pecinta Alquran 2017 kepada 11 perusahaan yang sudah berkontribusi secara total dan nyata sehingga terasa manfaatnya bagi masyarakat,” tuturnya.
Para penerima penghargaan itu adalah, pertama, Paytren , atas kontribusinya membangun jembatan kehidupan di Desa Jagabita, Parung Panjang, Bogor, Jawa Barat.
Kedua, Pertagas atas dukungannya dalam program Kader Tahfizh di Karawang Jawa Barat.
Ketiga, CIMB Niaga Syariah atas sumbangsihnya dalam program Rumah Quran di Jailolo, Halmahera Barat, dan pemberdayaan ekonomi Kampung Quran Purworejo, Jawa Tengah, juga Mobile Quran.
Keempat, Pertamina Ritel, atas kontribusinya dalam program corporate tahfizh dan layanan sedekah di SPBU Pertamina Cirebon.
Kelima, Perusahaan Gas Negara (PGN) atas dukungannya pada program Rumah Tahfizh di Serang, Banten, Medan, Lampung, Palembang, dan Batam.
Keenam, PLN atas kontribusinya dalam program Kapal Tahfizh dan kader tahfizh di Jailolo, Halmahera Barat.
Ketujuh, Sarana Multi Infrasrtuktur (SMI) atas bantuannya dalam program Jalan Kehidupan di Kampung Kukuksumpung, Desa Gobang, Rumpin, Bogor, Jawa Barat.
Kedelapan, Circle K dalam program sedekah via kasir di seluruh tokok Circle K.
Kesembilan, Yayasan Amanah Takaful (YAT) atas donasinya dalam program Kita Bersama Rohingya di Camp Pengungsian di Bangladesh.
Kesepuluh, BNI Syariah atas bantuannya dalam program Kampung Quran di Purworejo Jawa Tengah.
Kesebelas, Kirim Dot Email atas bantuannya dalam mewujudkan informasi secara cepat kepada donatur melalui surat elektronik (email).
Direktur Utama Paytren, Hari Prabowo, mengaku tak berhak menerima Anugerah Pecinta Alquran yang disematkan kepada perusahaan yang dipimpinnya. ''Augerah ini bukan saya sendiri, saya hanya mewakili inspirasi, menyampaikan untuk niat baik dari kawan-kawan mitra Paytren di seluruh dunia,'' ujar Hari.
''Rasanya saya tidak berhak berdiri di sini. Dalam kesempatan ini saya mewakili teman-teman mitra Paytren ingin menyampaikan terima kasih untuk bergerak atau tergerak dengan sendirinya sejak awal hingga hari ini sudah hampir menembus angka 1,7 juta pengguna aplikasi Paytren,'' tuturnya.
Muhammad Anwar Sani mempertegas posisi lembaganya (PPPA Daarul Quran) sudah berada pada jalur yang tepat.
''Saya ingin meyakinkan pada diri saya sendiri dan siapapun yang ada di Daarul Qur'an dan yang sudah terhubung dengan Daarul Qur'an, SDM, santri, guru-guru, donatur, dan yang sekadar mendoakan, insya Allah kita sudah berada di barisan yang tepat,'' ujarnya.
Dalam pandangan Anwar Sani, lembaga yang dikomandoinya masih sangat minim kontribusinya untuk mengembangkan ekonomi umat.
''Kami bisa jadi tidak punya ilmu untuk mengembangkan ekonomi yang luar biasa, kami tidak punya ilmu untuk menambah kesejahteraan bagi masyarakat Indonesia, kami juga sangat terbatas ilmu untuk mengembangkan Indonesisa dengan keberkahan dengan tingkat ekonomi yang baik. Tapi Insya Allah dengan barisan Daarul Quran dan yang terkait kita sudah berada di barisan yang tepat untuk bagaimana menjadikan Alquran ini ada di setiap gang di seluruh Indonesia bahkan di dunia,'' paparnya.