Ahad 26 Nov 2017 11:03 WIB

Pentingnya Menjaga Kesejarahan Islam Indonesia

Rep: Novita Intan/ Red: Agus Yulianto
Utusan Khusus Presiden Din Syamsudin
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Utusan Khusus Presiden Din Syamsudin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Telinga Anda mungkin akrab dengan istilah Generasi Milenial. Meski tak terlalu paham artinya, istilah itu nyatanya sudah masuk dalam percakapan sehari-hari.

Perkembangan istilah generasi muda ini memiliki genre yang berbeda. Semisal, generasi muda Muslim. Mereka-mereka ini Muslim, semakin berkreativitas dalam mengampanyekan Islam yang ramah dan terbuka terhadap dunia modern.

Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerja Sama Antar Agama dan Peradaban, Muhammad Sirajuddin Syamsuddin menilai, sebagai negara Muslim terbesar, sosok generasi muda Indonesia perlu ditingkatkan kreativitas semisal bisa bergerak belajar ilmu keagamaan. Sehingga, nantinya Indonesia bisa menjadi pusat keunggulan pemikiran keislaman.

"Saya kira ini harus menjadi tanggung jawab kesejarahan Islam Indonesia karena memiliki beban sebagai negeri Muslim, maka harus menampilkan kebesaran Islam terutama hal pemikiran keislaman. Hal itu mendorong generasi muda Muslim juga bergerak belajar agama supaya bisa mengembangkan pemahaman ciri khas Islam di Indonesia berwawasan moderat," ujarnya kepada Republika.co.id di Jakarta, Minggu (26/11).

Apalagi, kata Din, pertemuan pemerintah Indonesia dengan Majelis Tinggi Perdamaian Afganistan pada Selasa kemarin membuat Indonesia dilirik sebagai Islam moderat. "Selama ini beberapa waktu lalu dalam pergaulan Islam, contoh antar ulama di tingkat ulama Islam tidak terlalu dilihat dunia. Sekarang mulai mayoritas penduduk Muslim di dunia sudah muncul ulama, cendikiawan berkelas internasional, ini yang dilirik dunia," ucapnya.

Sementara Panglima Santri Nusantara Abdul Muhaimin Iskandar meminta, masyarakat untuk tidak melupakan jasa para ulama dalam mendirikan dan memperjuangkan bangsa Indonesia. Sebab, akhir-akhir ini banyak yang mencoba menghapus dan mengabaikan jasa-jasa para pendiri bangsa ini.

"Inilah mengapa saya menggelorakan 'Jas Hijau' (jangan sekali-sekali hilangkan sejarah ulama) kepada seluruh masyarakat Indonesia sebagai bentuk penghormatan kepada jasa ulama yang mempunyai peran penting dalam berdirinya NKRI," ungkapnya.

Menurutnya, para ulama tersebut dalam sejarah berdirinya negara ini berjuang tanpa pamrih, mendidik masyarakat untuk cinta terhadap tanah air. "Kini saatnya umat harus bersatu padu untuk menegakkan cita luhur ulama baik ditingkat sosial kemasyarakatan maupun dalam mempertahankan tradisi budaya yang telah diwariskan selama ini," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement