Ahad 26 Nov 2017 10:38 WIB

Bersih-bersih Sembilan Piring Wali Songo di Tahun Dal

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Agus Yulianto
Sultan Sepuh ke XIV Keraton Kasepuhan Cirebon, PRA Arief Natadiningrat (kanan)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Keraton Kasepuhan Cirebon.

Tahun Dal dan Tahun Wawo merupakan nama tahun dalam penanggalan Aboge. Aboge berasal dari kata Alif, Rebo, Wage. Tahun dalam penanggalan Aboge itu akan berputar selama sewindu, yakni tahun Alif, Ha, Jim Awal, Za, Dal, Ba/Be, Wawu, dan Jim Akhir.

 

Menurut Sultan Sepuh, pada tahun Dal dan Wawo itulah terdapat tradisi pertemuan tahunan para Wali Songo di Cirebon pada masa silam. Karena itu, di masa kini, dalam tradisi Siraman Panjang setiap tahun Dal dan Wawu, jumlah piring Wali Songo yang dicuci ada sembilan buah.

 

Selain piring Wali Songo, dalam Siraman Panjang juga turut dicuci 40 piring pengiring, dua guci dan dua gelas. Seluruh piring yang dihiasi kaligrafi nama Allah SWT dan kalimat toyibah itu selanjutnya akan menjadi tempat nasi jimat. Yakni sajian yang akan dibagikan saat malam Panjang Jimat. Sedangkan guci dan gelas akan diisi air serbat, yakni air gula yang kemudian akan dibagikan kepada wargi dan masyarakat.

 

Setelah proses pencucian itu selesai, ratusan warga yang telah menunggu pun langsung menyerbu bak air bekas cucian tersebut. Mereka yakin, air itu mengandung keberkahan.

 

Menurut Sultan Sepuh, makna dari tradisi siraman itu menunjukan bahwa setiap kegiatan maupun ibadah harus diawali dengan bersuci dulu.

 

Harus bersih, harus mandi, harus wudhu agar kegiatan kita, ibadah kita, diterima Allah SWT dan mendapatkan keberkahan, tutur Sultan Sepuh.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement