REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di Kota Dura, Tepi Barat, Palestina, seorang wanita Rumania, Manuela Mirela Tanasecu, memeluk Islam beberapa tahun lalu. Kalimat syahadat diutarakannya setelah bertemu dan menikahi suaminya yang berasal dari Palestina, Walid Suleiman.
Lelaki itu dikenal sebagai petualang globe trotter dan pendakwah yang populer di selatan Tepi Barat. Dia telah mengunjungi seratus negara dengan berjalan kaki selama tujuh tahun terakhir. Dia melakukannya untuk mempromosikan perdamaian dan mencegah perang serta kekerasan.
Mirela bertemu pertama kali dengan lelaki itu di Bucharest. Komunikasi keduanya terjalin akrab. Tak lama setelah pertemuan itu, keduanya memutuskan menikah. Kemudian, mereka melakukan perjalanan beberapa bulan dan memeluk Islam saat berada di Iran.
Mirela merupakan anak tunggal. Dia menghabiskan masa kecilnya di Bucharest dengan indah dan damai. Banyak waktu yang dilalui bersama kedua orang tuanya berkeliling Rumania. Saat kuliah dia memilih untuk mendalami kimia.
Wanita yang dikenal cepat menyerap pengetahuan baru ini dibesarkan dengan pendidikan agama Kristen Ortodoks, meskipun tidak terlalu relijius. Sejak kecil dia sudah diajarkan tentang kebera daan Sang Pencipta. Saya bersyahadat (saya bersaksi bahwa hanya ada satu Tuhan dan bahwa Muhammad adalah utusan-Nya) di Iran pada tahun 1991," kata dia menjelaskan.
Memeluk Islam
Mirela menjelaskan alasan dia memilih Islam. Menurut dia, satu-satunya alasan yang diyakini adalah Islam agama yang jujur. Seluruh ajarannya mengandung kejujuran. Pada agama sebelumnya, dia masih mempertanyakan konsep ketuhanan yang sulit dipahami. Baginya, paham tersebut tidak jelas, membingung kan, dan sulit dimengerti.
Islam tidak mengajarkan konsep ketuhanan yang sulit dipahami. Konsep tauhid merupakan dasar pemahaman tentang keberadaan Sang Pencipta di alam ini. Mirela juga merasa umat Islam menganggap agamanya sangat serius dibandingkan umat lain.
Misalnya, umat Islam menjalankan shalat lima kali sehari. Sementara, agama lain hanya sesekali, itu pun kebanyakan orang tua saja yang pergi. Sing katnya, dia melihat Islam memiliki doktrin yang kuat dibandingkan agama lain. Selain itu, hal penting lainnya saat dia melihat Islam adalah ketika mengunjungi negara-negara Muslim, terutama di Asia. Daerah yang dihuni oleh umat Islam umumnya lebih bersih daripada daerah-daerah yang dihuni oleh non-Muslim.
Islam menghargai dan memuliakan semua nabi dan utusan dan tidak memilih yang lain. Oleh karena itu, dengan menjadi seorang Muslim, dia merasa telah memenangkan Muhammad (SAW) tanpa kehilangan nabi-nabi lain yang.
Ini benar-benar sebuah titik kekuatan dalam Islam. Islam menunjukkan siapa saja yang mencintai Isa dapat me meluk Islam. Agama tauhid mengajarkan Muslim untuk mencintai dan percaya kepada semua nabi Allah.
Sebelum memeluk Islam, dia berpikir wanita Muslim telah diperbudak karena setiap pria Muslim boleh memiliki empat istri. Namun, yang dia temukan kemudian adalah pria Muslim lebih memperhatikan keluarga dan istrinya.
Selain itu, pada saat mengunjungi berbagai dunia Muslim, dia menemukan umat Islam ad alah orang-orang yang ramah, gagah, dan murah hati. Mereka tidak mengenal kata berhenti untuk membantu, kapan pun orang lain membutuhkan pertolongan, termasuk Mirela dan suaminya, pasti akan ditolong.
Selama ini ada persepsi yang salah tentang Muslim. Banyak orang tidak mengerti Islam yang sebenarnya. Entah karena salah informasi atau miss informasi tentang hal itu, atau karena beberapa Muslim mengubah citra Islam melalui perilaku Islami, terutama ketika mereka pergi ke luar negeri.
Juga, wanita modern di Barat telah menjadi korban peradaban yang sangat materialistik. Barat mengklaim telah mem bebaskan wanita. Namun, pemeriksaan lebih jauh dan mendalam menunjuk kan wanita menjadi tidak manusiawi dan berubah menjadi komoditas yang murah. "Oleh karena itu, setelah bertahun-tahun menjalani Islam tidak ada agama lain yang menghormati wanita seperti Islam. n ed: erdy nasrul
Reaksi Keluarga
Setelah memeluk Islam, reaksi keluarga dan sahabat dekat pasti berbeda. Ayahnya meninggal sebelum dia menjadi seorang Muslim. Sedangkan, ibunya tidak pernah membahas masalah ini dengan Mirela. Dia sepertinya beralasan bahwa selama anaknya bahagia, tidak masalah dengan dia.
Sehingga, sejak memeluk Islam, hubungan dia dengan ibunya tidak ada masalah. Bahkan, ibunya pernah mengunjunginya di Palestina dan bermain dengan cucu-cucunya, anak dari Mirela dan Suleiman.
Baik secara langsung maupun tidak langsung, ibunya tak pernah menolak keputusannya memeluk Islam. Demikian juga dengan sikapnya selama ini. Setelah menikah, Mirela memutuskan tinggal di Palestina. Meskipun dia harus ting gal di bawah pendudukan militer yang keras.
Dia tidak berpikir untuk kembali ke Rumania, meskipun di negara asalnya hidup akan lebih tenang dan nyaman. Mirela mengakui bahwa hidup di Palestina, dia melihat banyak pendindasan.
Baginya kebebasan tidak ada karena adanya pembatasan penduduk. Namun, menurut dia, kesabaran dan penderitaan di dunia akan dibalas di akhirat. Dia percaya bahwa Allah akan memberikan pahala orang-orang yang sabar dengan surga.
Dia juga meyakinkan wanita Muslim sesamanya di Palestina dan wilayah Arab umumnya bahwa Islam memiliki segalanya untuk membuat semua orang bahagia. Sehingga, setiap orang dapat menjalankan kehidupan dengan tenang. Umat Islam harus percaya diri dengan keyakinannya, termasuk ajaran Islam yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Namun, bukan berarti Mirela merendahkan atau meremehkan negara lain atau umat lain. Baginya tidak semua yang ada di negara Barat buruk. Dia memuji bahwa orang-orang Barat sangat menghargai waktu dan memiliki hal positif lainnya.
Namun, terkait aspek wanita, terlalu banyak hal negatif di negara Barat untuk melemahkan nilai wanita. Sehingga, tidak perlu meniru seluruh kepribadian dan gaya hidup negara Barat seluruhnya.