REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siraj menjelaskan sejumlah agenda penting yang akan dibahas pada musyawarah nasional (Munas) Alim Ulama NU di Mataram, NTB pada Kamis (23/11) hingga Ahad (26/11).
"Munas adalah musyawarah agama yang akan membahas sejumlah hal, mulai dari menjawab pertanyaan dari masyarakat, isu tematik, dan juga menyoroti undang-undang," ujar Kiai Said Aqil usai pembacaan shalawat badar bersama ribuan santri di Lapangan Sangkareang, Mataram, NTB, Rabu (22/11).
Kiai Said Aqil menambahkan, sekitar 1.200 kyai dari seluruh Indonesia akan membahas berbagai permasalahan seperti UU terkait penggunaan dana haji untuk infrastruktur, cara berwudhu bagi penyandang fasilitas, anti terorisme, distribusi aset, dan juga UU KUHP.
"Terorisme merupakan hal yang paling jahat, kalau ada orang membunuh ya jahat, tapi kalau membunuh atas nama Islam, itu super jahat," lanjut Said Aqil.
Selain itu, Munas NU juga menyoroti masifnya penyebaran hoaks yang menjangkiti masyarakat melalui ponsel pintar. Said Aqil dengan tegas mengatakan tindakan hoaks merupakan sesuatu yang sangat dilarang Islam.
"Islam melarang umat sebar adu domba, fitnah, (hoaks) itu sumber permusuhan dan sumber malapetaka," ungkap Said Aqil.
Sementara isu soal korupsi tidak menjadi pembahasan lantaran sudah dibahas pada Munas sebelumnya di Cirebon, Jawa Barat.
"(Korupsi) sudah dulu Munas di Cirebon, bahwa pajak kalau dikorupsi, kita warga NU tidak harus bayar pajak, dulu sudah itu," kata Said Aqil menambahkan.
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrowi mengaku berterima kasih kepada NU yang memperhatikan persoalan penyandang disabilitas. Dari sisi keolahragaan, Imam mengklaim telah melakukan terobosan dengan penyetaraan kepada penyandang disabilitas, baik untuk uang saku, bonus, dan bonus tambahan berupa PNS.
"Bahkan kemarin Pak Presiden katakan semua disamaratakan Asean Games, semoga ini jadi pemicu atas dorongan besar NU yang betul-betul memanusiakan disabilitas tidak hanya yang cacat fisik, tapi juga mental," ujar Imam.