REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerja Sama Antaragama dan Peradaban, Prof Din Syamsuddin mengatakan, luar negeri dan bangsa lain menaruh kepercayaan kepada Indonesia. Mereka ingin Indonesia bisa membantu menciptakan perdamaian dan kerukunan di Afghanistan.
"Ini suatu kehormatan, kehormatan ini tidak terlepas dari realitas Indonesia yang bisa menjadi role model (kerukunan)," kata Prof Din kepada Republika saat menghadiri dialog antara High Peace Council (HPC) Afghanistan dan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Muhammadiyah serta Nahdlatul Ulama di Hotel Luwansa, Jakarta, Selasa (21/11)
Tetapi, lanjut dia, Indonesia harus punya bukti kerukunan di dalam negeri agar bisa diakui oleh dunia luar. Ternyata Indonesia yang lebih majemuk dari Afghanistan bisa rukun secara relatif. Oleh karena itu Indonesia harus mulai lebih proaktif lagi dalam membantu bangsa-bangsa di dunia, membantu negara-negara Islam.
Ia menerangkan, selama ini masyarakat Indonesia dan ormas-ormas Islam terlibat membantu bangsa-bangsa lain. Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah juga telah hadir di Afghanistan. Menurutnya, hal ini bisa menjadi modal pengalaman untuk Indonesia.
Prof Din juga berpandangan, membantu bangsa lain merupakan amanat konstitusi pada pembukaan UUD 1945. Yakni, ikut melaksanakan perdamaian dunia di atas prinsip kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
"Indonesia bisa membawa pesan damai, suasana kerukunan antar umat beragama, kehidupan yang Pancasila dan wawasan yang wasatiyyah bisa kita promosikan. Dunia sudah mulai melirik, ini harus menjadi motivasi bagi Pemerintah Indonesia," ujarnya.