REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ahmad Y Al-Hassan dan Donald R Hill dalam bukunya Islamic Technology: an Ilusstrated History mengungkapkan, tiga abad sebelumnya, sekitar tahun 370 H/960 M, Buwayyah Amir Adud Al-Daulah membuat proyek hidrolik raksasa di Sungai Kur, Iran. Al-Hassan pun mengutip pernyataan geografer Muslim Al-Muqaddasi yang menjadi saksi sejarah pembangunan proyek hidrolik raksasa itu.
"Adud Al-Daulah menutup sungai antara Shiraz dan Istakhr (Persepolis) dengan tembok besar berfondasi menerus sehingga membentuk danau dan permukaannya naik. Di kedua sisi danau dibangun 10 noria, seperti yang terdapat di Khuzistan dan di bawah setiap noria terdapat sebuah penggilingan yang hingga hari ini merupakan salah satu daya tarik di Fars. Di sana, ia membangun sebuah kota. Air mengalir melalui kanal-kanal dan mengairi tiga ratus desa.''
Bukti lainnya yang menunjukkan keberhasilan peradaban Islam dalam pembangunan bendungan terdapat di Tunisia. Di negara itu terdapat waduk irigasi penting yang terletak sekitar 100 kilometer dari gerbang utara kota Qayrawan. Di tempat itu terdapat dua waduk yang mengumpulkan air dari wadi Marj Al-Lil. Waduk yang kecil merupakan sebuah poligon 17 sisi dan panjangnya rata-rata 6,25 meter, setiap sudut diperkuat dari luar dan dalam dengan beton penyangga bulat (butters).
Diameternya adalah 37,4 meter. Waduk kecil ini berfungsi sebagai tangki penunjang serta tempat pengendapan lumpur. Salah satu sisinya bersinggungan dengan sisi waduk yang lebih besar. Di sisi inilah terdapat saluran penghubung sirkular pada dinding penyekat, beberapa meter di atas dasar waduk.
Waduk yang besar mempunyai 48 sisi dengan beton penyangga bulat di setiap sudutnya, berdiameter dalam 130 meter dengan kedalaman delapan meter. Instalasi ini diselesaikan pada 248 H/862-3 M. Begitulah, dunia Islam di era keemasannya telah memberikan sumbangan penting dalam pembangunan bendungan. Para insinyur Islam membangun bendungan dengan teknologi yang canggih dan murni, hasil pemikiran mereka.