REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam berbagai kesempatan, Rasulullah SAW melarang umatnya meminum khamar. Di antaranya adalah hadis riwayat an-Nasai dan at-Thabrani, seperti dinukilkan dari Abdullah bin Amar bin Ash.
Tidak ada seorang pun yang meminumnya lalu shalatnya diterima selama empat puluh malam, dan tidak mati sementara di jalan kencingnya terdapat sedikit khamar kecuali dia diharamkan dari surga. Jika dia mati dalam empat puluh malam itu, maka dia mati dengan cara jahiliyah.
Sesungguhnya dari kisah di atas menunjukan bahwa raja dan wanita itu ingin menghancurkan dan mengotori iman di dalam diri si pemuda dengan berbuat dosa.
Sesungguhnya tidak penting bagi mereka mana yang diperbuat, yang penting, dia melakukan sesuatu yang menjatuhkannya dari agamanya dan memutuskan hubungan dengan Tuhannya.
Seandainya laki-laki itu teguh dan kuat memegang imannya, niscaya dia menolak semua tawaran.Seharusnya dia memilih kematian orang-orang saleh di atas kehidupan orang-orang fasik.
Mati adalah akhir dari semua yang hidup. Memilih hidup yang kotor lagi busuk tidak akan menyelamatkannya dari siksa kematian.
Laki-laki ini memilih apa yang dia anggap menjadi keburukan paling ringan, tapi ternyata itu adalah keburukan paling besar karena setelah minum khamar ia melakukan semua dosa besar. Jadi, khamar adalah pintu masuk berbuat dosa.
Rasulullah telah menjelaskan di pengujung hadisnya tentang akibat-akibat yang membahayakan dari khamar.
Shalat peminumnya tidak diterima selama empat puluh malam. Jika dia mati, sementara di dalam tubuhnya terdapat unsur khamar, surga diharamkan baginya. Jika dia mati dalam jangka empat puluh sejak dia meminumnya, dia mati dengan cara jahiliyah.
Ada banyak pelajaran yang bisa diambil dari kisah di atas. Di antaranya, orang-orang yang fasik akan berusaha merusak orang-orang saleh dan menjerumuskan mereka ke dalam dosa-dosa besar, seperti yang dilakukan oleh raja dan wanita nakal terhadap laki-laki saleh tersebut.
Pelajaran kedua dari kisah di atas, hendaknya seorang Muslim berhati-hati agar tidak terjerumus ke dalam perangkap orang-orang yang merusak dari kalangan jin dan manusia.
Pelajaran ketiga, seorang Muslim harus meminta perlindungan kepada Allah SWT jika dia mengalami kondisi seperti yang dialami pemuda saleh di atas, meski hal itu menyebabkan kematiannya. Dalam situasi tersebut, ketahuilah, sejatinya kematian lebih mulia daripada hidup dalam kehinaan.