REPUBLIKA.CO.ID, Ubay bin Ka’ab ra adalah seorang sahabat dan salah seorang di antara qari yang terkenal. Ia mahir dalam Alquran dan termasuk orang yang hafal Alquran semasa hidup Nabi SAW. Beliau bersabda, “Qari terbesar dari umatku adalah Ubay bin Ka’ab.”
Dikisahkan dari buku “Himpunan Fadhilah Amal” karya Maulana Muhammad Zakariyya al-Kandahlawi Rah. bahwa Ubay ra adalah sahabat yang pandai membaca dan menulis sebelum masuk Islam. Padahal umumnya, bangsa Arab ketika itu tidak demikian. Setelah masuk Islam, namanya semakin dikenal banyak orang. Ia bertugas mencatat wahyu yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi SAW.
Ubay ra biasa mengkhatamkan Alquran setiap delapan malam dalam tahajudnya. Pernah Rasulullah SAW bersabda kepada Ubay ra, “Allah telah menyuruhmu membacakan Alquran kepadaku.” Ubay ra bertanya, “Ya Rasulullah, apakah Allah menyebut namaku?” Jawab beliau, “Ya, Allah menyebut namamu.” Mendengar itu ia menangis, karena sangat gembira bahwa dirinya telah diberi penghargaan oleh Allah SWT.
Ubay ra menceritakan bahwa pernah Rasulullah SAW mengujinya dengan bersabda, “Manakah ayat Alquran yang terbesar (dari segi berkah dan keutamaannya)?” Ubay ra berkata, “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.” Nabi SAW mengulangi pertanyaan itu, karena menjaga adab Ubay ra kembali memberikan jawaban yang sama. Kemudian Nabi SAW bertanya lagi untuk yang ketiga kalinya. Lalu Ubay ra jawab, “Ayat Kursy.” Nabi SAW gembira mendengar jawabannya dan bersabda, “Semoga Allah memberakahi ilmumu.”
Ketika Nabi SAW shalat dan dalam bacaannya tertinggal satu ayat, pada saat itu juga (dalam keadaan shalat), beliau diingatkan oleh Ubay ra. Selesai shalat, Nabi SAW bertanya, “Siapakah yang memberitahuku tadi?” “Aku yang memberitahu, ya Rasulullah,” kata Ubay ra. Beliau bersabda, “Dalam hatiku, aku menduga engkaulah yang memberitahu.” (Musnad Ahmad).
Walaupun Ubay ra sibuk dengan ilmu dan berkhidmat kepada Alquran, ia selalu ikut berjuang di jalan Allah bersama Nabi SAW. Tidak ada satu pun peperangan yang diikuti oleh Nabi SAW dengan tidak disertainya.
Jundub bin Abdullah ra menceritakan bahwa dirinya datang ke Madinah untuk menuntut ilmu. Beberapa ulama sedang mengajarkan hadis di Masjid Nabawi. Di sana setiap murid duduk berkelompok menghadap gurunya masing-masing.
Ketika melewati kelompok-kelompok tersebut, ia melihat seorang pengajar seperti seorang musafir. Orang tersebut hanya memakai dua helai kain di tubuhnya dan duduk sambil mengajarkan hadis-hadis. Jundub ra bertanya kepada orang-orang di sana, “Siapakah dia?” Jawab mereka, “Dialah pemimpin kaum muslimin, Ubay bin Ka’ab.”
Kemudian ia pun duduk di majelisnya Ubay ra. Setelah mengajar, Ubay ra pulang ke rumahnya dan ia mengikutinya dari belakang. Di sana, Jundub ra menjumpai sebuah rumah tua yang sangat sederhana dan sedikit perabotnya. Ubay ra menjalani hidup dengan sangat zuhud.” (Thabaqat).