Selasa 07 Nov 2017 17:00 WIB

Bait Alquran Bahrain Simpan Mushaf Klasik

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Agung Sasongko
Bait Alquran Bahrain
Foto: wikipedia
Bait Alquran Bahrain

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kekayaan khazanah peradaban Islam seyogianya terus terjaga sampai generasi-generasi berikutnya. Bait Alquran di Manama, Bahrain, merupakan museum yang memelopori reservasi naskah-naskah Alquran dari zaman klasik atau era keemasan Islam hingga era modern kini. Latar belakang pembangunannya bermula dari visi Pemerintah Bahrain yang hendak mendirikan sebuah lembaga penyimpanan sekaligus pameran naskah-naskah Alquran yang bernilai historis tinggi.

Keinginan ini lantas direspons seorang kolektor artefak-artefak langka, yakni Abdul Latif Jassim Kanoo. Sejak 1984, ren cana itu mulai terwujud. Begitu diresmikan pada 1990, sebagian besar isi Bait Alquran merupakan donasi dari koleksi pribadi Jassim Kanoo.

Selanjutnya, naskah-naskah Alquran dari abad pertama Hijriyah turut memperkaya. Mereka berasal mulai dari Cina sampai Andalusia atau Spanyol. Masingmasing menampilkan ciri khas seni kaligrafi yang anggun dan menyimpan identitas kebangsaan tersendiri.

Kompleks edukatif ini terbuka untuk umum. Bait Alquran telah diakui sebagai sa lah satu museum terbaik di seluruh dunia. Pujian demikian bukan hanya tentang kelengkapan koleksi dan fasilitasnya, melainkan juga arsitektur Bait Alquran ini.

Seperti dilansir dari Time-Out Bahrain, bangunan Bait Alquran dirancang, seperti sebuah buku besar. Pada permukaan dindingnya terdapat guratan kaligrafi Alquran. Demikian pula pada menaranya. De sain bangunan utama Bait Alquran meng ambil inspirasi dari masjid tertua di Bah rain, Masjid al-Khamis.

Cagar budaya itu di duga telah berdiri sejak abad ke-12 Masehi. Bait Alquran terdiri atas lima lantai. Lantai pertama disebut juga dengan majlis atau aula. Selanjutnya, ada sebuah kawasan khusus tempat berdirinya Masjid Abdul Latif Jassim Kanoo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement