REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ilmuwan Muslim mengembangkan metode pemurnian air lama yang ditemukan di peradaban kuno. Metode ini adalah sterilisasi air agar layak konsumsi. Di masa lalu, kualitas air diukur dengan bergantung pada spesifikasi fisik air seperti rasa, warna, bau, dan suhu.
Orang Yunani kuno berusaha untuk menghilangkan kualitas air yang buruk dengan cangkir yang disebut Sparta Cup. Ini merupakan penemuan pertama untuk mendapatkan air yang tidak berwarna.
Cangkir ini berwarna-warni dan dimaksudkan untuk menyembunyikan warna air keruh sehingga orang tidak dapat membedakan antara air keruh dan yang bercampur dengan tanah liat. Semuanya tersimpan di dinding cangkir. Berikut adalah cara menjernihkan air menurut ulama.
Sedimentasi
(Pengendapan) Percobaan pemurnian air ini pertama kali disebutkan dalam buku kedokteran. Dalam hal ini, At-Tatari pada abad kesembilan membahas soal pe ngen dapan air, tapi masih samar kebenarannya. Dia menambahkan juga aluminium sulfat atau dikenal dengan as-syab. Percobaan ini juga dilakukan oleh At-Tami mi yang melakukan pengendapan dengan koagulasi. Air yang keruh dapat digunakan untuk mencuci tetapi tidak untuk diminum. Dia juga menyarankan untuk membuang zat lain di air keruh seperti inti kernel aprikot, garam, dan kayu.
Penyaringan
Tahap ini diuji coba oleh Abu Bakar ar-Razi, Ibnu Sina, dan Ibnu Qayim al Jauzi. Ar-Razi yang dikenal sebagai dokter menyebutkan beberapa metode untuk menyaring air yang keruh dan penuh oleh banyak kotoran. Metode yang paling penting adalah memasak, kemudian memasukkan air ke dalam vas tembikar, dan meletakkan tongkat di atasnya.
Lalu letakkan bulu wol murni di atas. Kemudian air dipanaskan dengan ringan, dan wol diperas saat basah karena uap. Ibn Qayim al-Jauzi berbicara tentang bagaimana mendapatkan air bersih dari laut. Dia mengatakan, sebuah lubang besar harus digali di tepi pantai, sehingga air disaring ke sana, lalu disaring ke lubang di dekatnya, dan kemudian ke lubang ketiga, dan seterusnya, sampai air menjadi tak berasa.
Sterilisasi
Tujuan sterilisasi air minum adalah untuk meng hilangkan bakteri dari sumber air. Tamimi mengatakan, air dapat diminum jika direbus hingga mendidih dan sampai air habis seperempat dari tempat perebusan. Sedangkan ar-Razi melakukan penelitian dengan mendidihkan air untuk waktu yang lama lalu mendinginkannya dengan sangat cepat, sehingga endapan akan tersaring.
Metode ini diadopsi untuk desalinasi air di pabrik yang mirip dengan pasteurisasai ahli kimia Prancis Louis Pasteur. Metode lain adalah yang dilakukan oleh Jabir ibnu Hayyan. Dia mensterilisasi air dengan metode distilasi. Dialah yang menemukan alat penyulingan kaca dengan labu panjang yang disebut Al-Ambiq