REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Iman kepada Allah swt adalah rukun iman yang pertama. Rukun pertama ini sangat penting dan memiliki kedudukan tertinggi dalam Islam. Dimana dalam rukun tersebut, dijelaskan bahwa iman kepada Allah subhanhau wa ta’ala adalah mempercayainya, meyakininya dengan sepenuh hati.
Percaya bahwa Allah subhanhau wa ta’ala lah yang berhak disembah dan pemilik dari alam semesta ini. dan semua yang terjadi id dunia ini adalah kehendak dariNya.
Dalam buku Ensiklopedia Islam Al Kamil yang ditulis oleh Syaikh Muhammad bin Ibrahim bin Abdullah At Tuwaijiri, disebutkan bahwa iman kepada Allah subhanahu wa ta’ala mencakup empat perkara, yaitu:
1. Iman Terhadap Keberadaan (Wujud) Allah subhanahu wa ta’ala.
A. Secara fitrah Allah menciptakan setiap makhluk beriman kepada Sang Pencipta. Dalam firmanya,
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah.”(QS. Ar Rum: 30)
B. Akal yang kita miliki mengisyaratkan bahwa alam ini ada penciptanya, sedangkan setiap makhluk baik yang terdahulu maupun akan datang hauslah ada zat yang menciptakan dan mengadakannya.
“Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatupun ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri)? Ataukah mereka telah menciptakan langit dan bumi itu?; sebenarnya mereka tidak meyakini (apa yang mereka katakan).”(QS. Ath Thur: 35-36)
C. Selain itu, panca indra yang kita miliki adalah salah satu tanda yang menunjukan akan keberadaan Allah subahanhau wa ta’ala. Kita yang bisa merasakan hangatnya sinar maahari dan menyaksikan pergantian siang dan malam adalah bukti nyatanya.
“Allah mempergantikan malam dan siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran yang besar bagi orang-orang yang mempunyai penglihatan.”(QS. An Nur: 44)
D. Adanya syariat mengisyaratkan adanya Allah subhanahu wa ta’ala.
Hukum-hukum terkait kepentingan umat Allah yang tertuliskan dalam kitab-kitabNya melalui para Nabi dan RasulNya. Yang mana dari semua itu adalah bukti nyata bahwa hokum tersebut dibuat oleh Allah subhanahu wa ta’ala.
2. Iman bahwa Allah adalah Tuhan yang Tidak Ada Sekutu BagiNya
Meyakini bahwa Allah subhanahu wa ta’ala adalah zat yang menciptakan semua makhuk, mengadakan segala sesuatunya, membentuk alam semesta, menciptakan langit dan bumi, menciptakan matahari dan bulan, menciotakan malam dan siang, hewan, tumbuhan, lautan, dan juga gunung. Maka hanya Dial ah yang berhak disembah, karena Dialah yang menciptakan semuanya.
“Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada di dalamnya; dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu..”(QS al-Maidah: 120)
3. Beriman dengan Uluhiyyah Allah subhanahu wa ta’ala.
Meyakini bahwa Allah subhanahu wa ta’ala adalah Yang Maha Esa dalam sisi rububiyyah (ketuhanan) tidak ada sekuti bagi-Nya, dan Esa dalam uluhiyyah (peribadatan) tidak ada sekutu bagiNya. Maka hanya Dialah yang berhak untuk disembah. Menyembah kepada-Nya dengan apa yang semua diperintahkan-Nya tanpa mempersekutukan-Nya.
“(Yang memiliki sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah Tuhan kamu; tidak ada Tuhan selain Dia; Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia; dan Dia adalah Pemelihara segala sesuatu.”(QS al-An’am: 102)
4. Beriman dengan Asma’ (nama-nama) dan sifat-sifat Allah subhanahu wa ta’ala.
Asma Al Husna yang kita ketahui adalah nama-nama yang menggambarkan akan sifat-sifat dari Allah subhanhau wa ta’ala yang terdiri atas 99 nama, di antaranya adalah Ar Rahman, Al Malik, As Salam, dan lainnya.
Dari semua nama dan juga sifat tersebut kita harus meyakininya dengan memahaminya, menghafal, mengakui, dan menyembah Allah subhanhau wa ta’ala dengannya.
“Hanya milik Allah asmaa-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.”(QS al-A’raf: 180)