Senin 06 Nov 2017 14:00 WIB

Menyelami Sirah Nabi

Rasulullah
Foto: wikipedia
Rasulullah

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Wisnu Tanggap Prabowo

Setelah Alquran dan hadis, pintu mengenal Islam adalah dengan menelusuri kehidupan Ra sulul lah SAW sejak awal hingga akhir. Da lam sirah Nabi terkandung bagaimana Alquran berjalan dalam seorang manusia dan bagaimana ia diterjemah kan ke dalam perbuatan dalam seluruh keadaan, baik siang maupun malam. Sirah Nabi memaparkan bagai ma na Islam diterapkan oleh seorang ke pala negara, komandan perang, suami, ayah, hakim, sahabat, dan mereka yang menyerah, sekitar 12 abad sebelum berlangsungnya Konvensi Den Haag.

Terdapat pula gambaran berbagai macam keadaan manusia dan sikap mereka terhadap ajakan dakwah untuk kembali kepada fitrah manusia. Ada yang menerima dan membela, ada yang menolak dan memusuhi, ada juga yang berada di tepi antara keimanan dan jurang kekafiran.

Sirah Nabi melampaui buku sejarah atau biografi karena telah membukti kan bahwa peristiwa-peristiwa masa lalu akan terulang. Ia akan terus re le van dengan zaman sebagaimana Ra sulullah adalah utusan untuk seluruh alam hingga akhir zaman.

"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu," (QS al-Ahzab: 21). Sirah Nabi itu adalah "mukjizat" tersendiri. Raja Oman al-Jalandi suatu kali ber kata kepada sahabat Amr bin Ash di masa setelah Rasulullah wafat. "De mi Allah yang telah menunjuki aku ke pada Nabi yang ummi, beliau tidak me nyuruh kepada kebaikan kecuali be liaulah orang pertama yang me laku kan nya, dan tidak melarang sesuatu ke cuali be liaulah yang pertama me ning galkan nya.

Beliau menang tetapi tidak takabur, dikalahkan tetapi tidak berpu tus asa. Be liau menepati janji dan melak sana kan apa saja yang dijanjikan. Aku ber sak si bahwa beliau adalah se orang na bi." (al-Qadhi al-Iyadh, Asy-Syifa, 1: 249).

Mereka yang menyelami sirah Nabi dengan niat jujur mencari kebenaran, nis caya akan timbul pengakuan dan kecintaan kepada Rasulullah SAW. Ibn Hazm al-Andalus berkata, "Sesung guh nya sirah Rasulullah bagi yang mem perhatikannya pasti akan mem bawa kepada pengakuan terhadap beliau dan menjadi saksi bahwa beliau benar-benar Rasul Allah. Kalaupun tidak ada mukjizat lain melainkan hanya sirahnya, niscaya sudah mencukupi." (al-Milal wan Nihal, 2: 90).

Sirah Nabi bagi kaum Muslimin adalah bacaan pokok dan lebih layak untuk diselami sebelum membaca biografi para tokoh selainnya. Tidak hanya bagi para dai dan santri, tetapi juga bagi pelajar, pegawai, pemimpin, pedagang, kepala keluarga, sejarawan, politisi, penegak hukum, dan kaum Muslimin seluruhnya.

Menyelami sirah Nabi berulangulang niscaya akan membuat untaian shalawat yang terucap di lisan lebih berbekas di hati hingga semakin me numbuhkan kecintaan kepada Ra sulul lah dengan kecintaan yang mendalam dan dilandasi oleh ilmu. Washallallaahu alaa nabiyyina Muhammad wa alaa aalihi wa ashaabihi ajmaiin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement