Setelah itu, Presiden Jokowi menjawab dan memberi penjelasan bahwa sudah ada penetapan Pahlawan Nasional, dan Pak Lafran tidak termasuk dan meminta maaf karena Prof. Lafran belum menjadi Pahlawan Nasional.
Di sinilah kemudian terjadi tanya jawab antara Pak Mahfud, Presiden Jokowi dan Bang Akbar, suasana dialog sangat cair dan sumringah diiringi senyum dan tawa Presiden dan audiens.
Selanjutnya Pak Jokowi ngomong, gak pernah ada yg membisikkan ke saya agar Pak Lafran Pane jadi Pahlawan Nasional.
Pak Mahfud langsung menimpali 50 orang dihadapan Pak Presiden sekarang menjadi pembisik Pak Presiden dan Jokowi tersenyum-senyum.
Akhirnya Jokowi bertanya ke Praktikno, Mensesneg, yang duduk disebelahnya. “Apa penetapan Pahlawan itu sudah saya tandatangani,’’ kata Presiden. Dan Pratikno menjawab: “Belum Pak tapi suratnya sudah di atas meja Bapak.”
Lalu Jokowi sambil ngomong ke Praktikno dan mengatakan sudah banyak Pahlawan Nasional yang berasal Jogyakarta. Mendengar pernyataan Presiden, Pak Mahfud langsung menimpali sembari bercanda:
“Kalau bisa dianggap saja Pak Presiden, bahwa Lafran Pane sebagai Pahlawan Nasional berasal dari Tapanuli Selatab. Ini karena sebelumnya Pak Jokowi menyampaikan bahwa beliau sudah menjadi bagian keluarga besar Tapanuli Selatan.”
Bang Akbar kemudian ikut menimpali juga dengan mengatakan calon besan Pak Presiden, Erwin Nasution juga alumni HMI atau anggota KAHMI. Setelah itu, dia kemudian meminta Ketua KAHMI Sumut, Murlan Tamba berdiri dan menyampaikan bahwa Erwin Nasution ada anggota Majelis Penasehat KAHMI Sumatera Utara.