REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Masjid Agung Sunda Kelapa (MASK) Menteng Jakarta Pusat menggelar kuliah Dhuha, Ahad (5/11) pagi. Kuliah Dhuha itu diawali dengan shalat Shubuh berjamaah, tilawah bersama enam imam MASK, penampilan tim hadrah MASK, shalat Dhuha dan dilanjutkan dengan kuliah Dhuha oleh Dr H Ali Hasan Bahar MA.
Ali Hasan Bahar mengupas Sirah Nabawiyah tahun kelima Hijrah. Ia menjelaskan, pada tahun kelima Hijrah ada beberapa peristiwa yang terjadi dan dialami oleh Nabi Muhamad SAW. Antara lain, pertama, Rasulullah menikahkan Zainab binti Jahsy dengan Zaid Al Haritsah.
Kedua, akan ada penyerangan terhadap umat Islam dari Bani Mustolik. “Bani Mustolik adalah suku yang membantu orang Quraisy pada Perang Uhud untuk melawan umat Islam,” kata Ali Hasan.
Ia menambahkan, Allah SWT menurunkan Surat Al Munafiqun, karena ketika hendak pulang dari peperangan, Abdullah Bin Ubay Bin Salur membuat berita fitnah yang berakibat adanya perpecahan di antara kaum Muhajirin dan Anshar. Dia bersumpah di hadapan Rasulullah atas nama Allah SWT bahwa dia tidak akan pernah mengusir orang-orang Muhajirin dari kaum Anshar.
Kuliah Dhuha tersebut merupakan rangkaian i’tikaf rutin bulanan yang diadakan oleh MASK sejak Sabtu (4/11) malam. I’tikaf tersebut diisi dengan qiyamullail berjamaah, zikir dan doa, tadarus Quran dan tausiyah yang diberikan oleh Ketua Komisi Dakwah MUI Pusat Dr KH Cholil Nafis MA.
Ketua Dewan Pengurus Masjid Agung Sunda Kelapa (MASK) H M Aksa Mahmud mengemukakan, MASK rutin menggelar i’tikaf bulanan. “I’tikaf tersebut kami adakan setiap malam Ahad pekan pertama tiap bulan. I’tikaf rutin bulanan tersebut kami rangkaikan dengan kuliah Dhuha pada hari Ahad pagi. Jadi, kegiatan tersebut bersambung dari malam hari sampai pagi hari,” kata Aksa Mahmud.