REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Saat ini banyak masjid yang menggelar i’tikaf . Baik i’tikaf rutin bulanan di luar bulan Ramadhan maupun i’tikaf 10 malam terakhir pada bulan Ramadhan.
I’tikaf tersebut diisi dengan qiyamullail berjamaah, zikir dan doa, tadarus Quran dan mendengarkan ceramah agama.
Salah satu masjid yang rutin menggelar i’tikaf adalah rutin bulanan adalah Masjid Agung Sunda Kelapa (MASK) yang berada di kawasan elit Menteng, Jakarta Pusat. Masjid tersebut rutin mengadakan i’tikaf setiap malam Ahad pertama tiap awal bulan, dan dilanjutkan sampai dengan pagi hari, yakni kuliah Dhuha.
Pada i’tikaf rutin Sabtu (4/11) malam di MASK, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat Bidang Dakwah, Dr KH Cholil Nafis MA mengupas hikmah dan manfaat i’tikaf. Menurutnya, penting bagi seorang Muslim rajin i’tikaf di masjid. “I’tikaf merupakan salah satu sarana kita untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dengan i’tikaf maka kita mendapatkan pahala seperti pahala umrah,” ujar KH Cholil Nafis.
Ia menambahkan, saat seseorang melaksanakan i’tikaf, maka akan ada tiga rasa. “Pertama, membaca Alquran akan membuat hati menjadi tenang. Saat kita masuk ke dalam masjid maka hati menjadi tenang, bahkan utang yang kita miliki pun kita lupa,” tuturnya.
Kedua, banyak beristigfar. Allah tidak akan menimpakan musibah kepada suatu kaum saat kaum tersebut banyak istigfar.
“Mengapa kita harus istigfar, karena kita banyak memiliki dosa yang disengaja maupun dosa yang tidak kita sadari. Dengan istigfar maka akan menggugurkan dosa-dosa kita dan akan memudahkan semua urusan yang sedang dihadapi,” paparnya.
Ketiga, banyak bershalawat. “Shalawat Allah SWT kepada Nabi Muhamad SAW adalah untuk merahmati Nabi Muhammad. Shalawat kita itu adalah doa. Doa yang kita panjatkan kepada Allah SWT untuk Nabi Muhamad SAW juga akan menetes kepada kita. Karena di akhirat nanti Nabi Muhamad SAW akan memberikan syafaatnya kepada kita,” tuturnya.
Cholis Nafis juga menyebutkan tiga manfaat i’tikaf di masjid. Pertama, tazkiyatun nafsi. “Membersihkan dan mensucikan jiwa kita dari penyakit hati, mengikis hal-hal yang mengotori hati kita (manusia) seperti iri, dengki, jutek dan lain-lain,” ujarnya.
Kedua, dengan beri’tikaf, seorang Muslim menyibukkan diri kepada Allah SWT. “Saat itikaf, kita akan melakukan shalat Tahajud berjamaah. Dengan tahajud akan semakin mendekatkan diri kita kepada Allah SWT dan kemuliaan adalah ganjaran yang setimpal yang akan diberikan. Karena para nabi juga sangat gemar melakukan shalat malam,” kata Cholil.
Ketiga, mau berbagi terhadap sesama (berzakat). “Dengan kita berbagi akan membuat hati menjadi lebih ikhlas kepada sesama dan semakin memperlancar rezeki kita,” papar Cholil Nafis.