Sabtu 04 Nov 2017 15:56 WIB

Ingin Anak Jadi Hafiz Alquran, Orang Tua Harus Contohkan

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Agung Sasongko
Open House El Fawaz. Pelajar mengikuti lomba Tahfizh Al-Quran pada rangkaian kegiatan Open House SDIT Al-Quran El Fawaz di Gedung El Fawaz, Mampang, Jakarta Selatan, Sabtu (4/11).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Open House El Fawaz. Pelajar mengikuti lomba Tahfizh Al-Quran pada rangkaian kegiatan Open House SDIT Al-Quran El Fawaz di Gedung El Fawaz, Mampang, Jakarta Selatan, Sabtu (4/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Guru memang menjadi salah satu pengaruh terbesar dalam pembelajaran seorang anak, bahkan ada beberapa sekolah khusus untuk menelurkan hafiz Alquran. Namun, SDIT El Fawaz mengatakan perlu adanya peran orang tua dalam membentuk seorang hafiz.

Salah seorang SPV Tafsih Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) El Fawaz, Numan Abdul Muis mengatakan untuk menjadi penghafal Alquran dibutuhkan dua aspek. Pertama, interaksi murid dengan gurunya ketika di sekolah. Kedua, interaksi orang tua dengan anaknya ketika di rumah.

“Maka dari itu, anak-anak menghafalkan Alquran hanya di sekolah, itu tidak cukup. Harus ada lebih dari orang tuanya. Orang tua harus membangun atmosfer kehidupan keluarga yang bisa menjadi contoh, “kata Numan kepada Republika.co.id, Sabtu (4/11) siang.

Misalnya, ia memberikan gambaran contoh, sehabis shalat magrib anak-anak harus diajak mengaji, atau mengikutsertakan anak-anaknya di lembaga hafiz Alquran. Kemudian setelah pulang sekolah, anaknya beristirahat sejenak, lalu bisa diajarkan kembali di rumah untuk siapkan hafalan pagi harinya. Atau bisa dititipkan anak-anaknya pada lembaga Alquran, jadi tidak hanya di sekolah, tutur Numan.

Sementara itu untuk pembelajaran di SDIT El Fawaz bagi hafiz Alquran, di sekolah itu sebelum mulai pelajaran, selama dua jam pertamanya anak-anak memulai difokuskan menghafal Alquran, sebelum memulai pelajaran lain. Dan ini tidak ditanamkan di sekolah-sekolah lain.

Alquran, di SDIT El Fawaz menjadi prioritas untuk dikembangkan oleh anak-anak. Di situ dimulai dengan hafal tajwidnya, baru hafal ayatnya, dan kemudian disetorkan ke guru-gurunya.

Ada program di sekolah tersebut, yakni baca Asmaul Husna dan baca Al Fatihah bersama. Ada juga hafalan hadits sunah. Jadi ketika di sekolah, anak-anak hanya tinggal melancarkan hafalannya. Kemudian ada juga hafalan dengan temannya, agar mereka percaya diri.

“Di sekolah ini kebetulan ada murid kami yang hafal 8 juz di kelas 5 SD. Metode lainnya agar anak hafal Alquran, anak-anak di sekolah kami juga kami biasakan dengan mulai menebalkan tulisan Alquran, “kata Numan.

Ada tiga metode lanjutan di SDIT El Fawaz. Pertama mengulang-ulang bacaannya, kedua dengan mendengar imam-imam masjid yang membaca ayatnya, ketiga dengan menuliskan Alquran.

Maka dari itu kami di sekolah ini menerapkan tiga metode itu. Dan biasanya pada akhir halaqah, ustadz menjelaskan apa hikmah dari ayat-ayat yang baru saja mereka baca. Setelah halaqah ada pendalaman ilmu tajwid selama setengah jam dan kami mempelajari irama-irama membaca Alquran, jelas dia lengkap.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement