Ahad 29 Oct 2017 23:00 WIB

Alquran Braille Digital Mudahkan Tuna Netra Hafal Alquran

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Agung Sasongko
Anak-anak tuna netra mencoba membaca Alquran digital indek braille yang baru didapatkannya, dari Yayasan Baitul Al Khairiyah bekerjasama dengan Kuwait Internasional Bank Al Dawli via International Islamic Charitable Organization, di Bandung, Senin (22/2)
Foto: Republika/Edi Yusuf
Anak-anak tuna netra mencoba membaca Alquran digital indek braille yang baru didapatkannya, dari Yayasan Baitul Al Khairiyah bekerjasama dengan Kuwait Internasional Bank Al Dawli via International Islamic Charitable Organization, di Bandung, Senin (22/2)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Perkembangan teknologi melahirkan banyak produk yang dapat membantu kebutuhan manusia. Alquran Braille digital salah satunya. Produk ini bermanfaat bagi tunanetra untuk bisa membaca dan menghafal Alquran.

Presiden Gerakan Nasional Wakaf Quran Braille Digital Arief Pribadi mengatakan, Alquran Braille digital jauh lebih sederhana dibandingkan Alquran Braille konvesional. Contohnya, dari segi ukuran dan cara membacanya.

Pada Alquran Braille digital ada alat bantu untuk lebih memudahkan menggunakannya. Alquran ini diproduksi disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan tunanetra sehingga lebih sempurna dari yang konvesional.

"Hasil survei kita ternyata tunanetra lebih cepat menghafal. Makanya, dibuat sedemikian rupa. Alhamdulillah dengan adanya Alquran Braille digital ini banyak yang cepat hafal," ujar Arief kepada republika.co.id, belum lama ini.

Alquran Braille digital memiliki sebuah alat menyerupai pena. Saat disentuhkan ke pada Alquran Braille sesuai dengan ke inginan pengguna, Alquran itu dengan cepat akan menyajikan apa yang diinginkan oleh penggunanya. Contohnya, jika dia hendak mendengarkan ayat di surah tertentu, dia cukup menyentuhkan pulpen itu kepada bagian ayat Alquran.

Arief mengatakan, tunanetra di Indone sia mencapai 2,5 juta orang. Namun, produk Alquran Braille digital masih terbatas. Saat ini, lanjutnya, baru Yayasan Syekh Ali Jaber yang membagikan Alquran tersebut kepada tunanetra. Itu sebabnya masyarakat umum maupun tunanetra tidak akan menemukan produk tersebut di pasaran.

Menurut dia, produk yang dibagikan Yayasan Syekh Ali Jaber masih jauh dari kebutuhan, yaitu hanya sekitar sepuluh ribu. "Kita mengajak teman-teman, peme rin tah, semuanya dengan adanya gerakan wakaf ini," kata Arief.

Yayasan Syekh Ali Jaber, kata Arief, sejauh ini terkendala banyak hal, terutama biaya. Dengan kebutuhan yang sangat besar, dia menjelaskan, biaya yang akan dikeluarkan pun tak sedikit. Karena itu, Arief menegaskan agar semua pihak bisa membantu kebutuhan para tunanetra.

Yayasan Syekh Ali Jaber, tuturnya, berusaha agar bisa mencetak sendiri di Indonesia Alquran Braille digital. Pasalnya, sekarang ini proses produksi masih dilakukan di Malaysia. Pemesanan pun masih disesuaikan dengan kemampuan biaya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement