REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pembina Panti Sosial Bina Netra (PSBN) Wyata Guna Bandung A Ahmad Hidayat mengatakan, waktu yang dibutuhkan para tunanetra untuk belajar membaca Alquran Braille cukup variatif. Ada yang bisa menguasainya dalam waktu relatif singkat, ada pula yang butuh waktu hingga berbulan-bulan.
"Bagi mereka yang kepekaannya sudah terlatih, biasanya tidak butuh waktu lama untuk mempelajarinya. Apalagi mereka yang sudah terbiasa membaca huruf Braille Latin, dalam waktu sepekan sudah bisa membaca Alquran Braille," tuturnya.
Menurut dia, dibutuhkan kesabaran dan motivasi yang kuat agar seorang tunanetra bisa menguasai Alquran Braille dengan baik. Begitu pula dengan pembina panti, ia mengatakan, juga harus sabar mengajarkan para tunanetra binaannya membaca kalam-kalam Allah itu.
Ponco Subagyo, tunanetra asal Kalisari, Pasar Rebo, Jakarta, mengakui keberadaan Alquran Braille digital memudahkan diri nya menghafal Alquran. Lewat ayat itu, Ponco juga bisa mendengarkan ayat Al quran secara berulang-ulang. "Kita bisa mengulang-mengulang apa yang kita de ngar sehingga semakin mudah menghafal," katanya menjelaskan.
Ponco mengungkapkan, perbedaan antara Alquran Braille digital dan yang konvensional. Menurut dia, Braille konvensional berbentuk menu, sementara Braille digital dominan pada suara pembaca Al quran. Ia mengatakan, terdapat tiga pilihan suara pem baca Alquran dalam Alquran Braille digital.