REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Shaza Hotel sudah bertahun-tahun memperkenalkan konsep hotel halal kepada dunia. Area Director Sales dan Business Strategies Shaza Hotel Shaji Abu Salih menegaskan Shaza Hotel merupakan hotel berbasis Islam yang ramah.
Bagi Shaji, aturan hotel halal sangat sederhana. Misalnya tidak menyediakan daging babi, tidak ada alkohol, menyediakan tempat ibadah, serta memisahkan kolam berenang laki-laki dan perempuan. Aturan lainnya yakni tamu yang datang haruslah anggota keluarga yang sudah menjadi mahramnya.
"Karena yang datang ke Shaza Hotel adalah keluarga besar, Shaza memang mengatur set hotelnya untuk keluarga besar," jelas Shaji saat ditemui usai acara Celebrating Shaza Hotel Makkah and Madinah di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, Selasa (24/10) malam.
Ia juga menegaskan Shaza Hotel bukan hotel syariah. Menurutnya, menerapkan hotel syariah bukan perkara mudah karena pemikiran dan tafsiran setiap ulama yang berbeda.
"Kami bukan hotel syariah, tetapi hotel halal yang ramah. Karena banyak orang memiliki kriteria yang berbeda terkait ini, ulama-ulama juga memiliki pandangan yang berbeda soal ini," ujar Shaji.
Shaza Hotel telah bekerjasama dengan beberapa travel haji dan umrah di Indonesia, selama tujuh tahun. Pada Selasa (24/10), mereka mengadakan meet and gala dinner bersama travel haji dan umrah Indonesia sebagai perayaan kerja sama tersebut.