Selasa 24 Oct 2017 13:45 WIB

Wahid Hasyim Jembatan Penghubung Pesantren dan Dunia Modern

KH. Wahid Hasyim
Foto: wikipedia
KH. Wahid Hasyim

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- KH Abdul Wahid Hasyim adalah satu di antara tokoh bangsa, intelektual, sekaligus birokrat yang berhasil menghubungkan antara peradaban pesantren dan Indonesia modern. Wahid Hasyim dinilai sebagai pembangun jembatan kultural yang sangat rumit, yakni antara kehidupan Muslim Indonesia yang masih diselimuti pola hidup tradisional dengan kehidupan modern yang asing.

Simpulan ini mengemuka dalam bedah buku 'The Founding Father Pesantren Modern Indonesia Jejak Langkah KH A Wahid Hasyim' pada Sabtu (21/10) di Aula Universitas Wahid Hasyim Semarang. Ruchman Basori penulis buku ini mengatakan, semula buku ini merupakan tesis penulis di Pascasarjana IAIN Walisongo (sekarang UIN) dengan judul Pembaharuan Madrasah dan Sekolah Menurut KH A Wahid Hasyim. Terbit untuk pertama kali pada Juli 2006 dan dicetak untuk kali kedua pada oktober 2008.

Sosok KH A Wahid Hasyim menarik untuk ditulis, menurut Ruchman Basori dengan pertimbangan, Kyai Wahid Hasyim seorang tokoh muda yang dilahirkan dalam tradisi pesantren salafiyah yang kokoh, lalu mampu menembus batas-batas modernitas. “Pemikiran dan gerakannya mencerminkan seorang pemimpin pemberani, kritis, dan sangat fenomenal untuk zamannya,” ujarnya.

Bagi Ruchman, ayahanda Gus Dur ini adalah peletak dasar-dasar kebangsaan yang berangkat dari pesantren. Islam berdialog dengan nilai-nilai kebangsaan, sehingga mampu menjembaani kepentingan kelompok nasionalis dengan agamis, modernis dengan tradisionalis lintas agama, sosial dan berbagai latar belakang.

Di antara gagasan pembaharuan pendidikan Islam Wahid Hasyim adalah mendirikan Madrasah Nidzamiyah di Pesantren Tebuireng yang kemudian menjadi  tonggak dimulainya pendidikan umum masuk pesantren. “Tidak semua santri akan menjadi kyai. Karenanya, perlu dibekali dengan ilmu-ilmu umum seperti ilmu hitung, ilmu ukur, bahasa Belanda, dan lain-lain” katanya.

Pada saat menjabat Menteri Agama, Wahid Hasyim melakukan sejumlah langkah fenomenal, antara lain: memasukan pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) pada sekolah, memberikan bantuan pada madrasah-madrasah swasta, serta mendirikan Pendidikan Guru Agama (PGA) dan Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI).

Dalam hal strategi pembaharuan pendidikan pesantren dan madrasah, Kyai Wahid Hasyim juga dinilai berhasil. Sebab,  apa yang dilakukan putra Hadratus Syaikh Hasyim Asy’ari ini tidak urban bias, mengakar dan menyentuh akar rumput (grass roote). “Meskipun membawa aroma modern, namun tidak menghilangkan hal-hal yang tradisioanalis,” katanya. Faktor lainnya adalah KH. A Wahid mumpuni, baik dari sisi kecerdasan, geneologis, dan latar belakang sebagai aktivis pergerakan nasional.

Bedah buku ini diselenggarakan dalam rangka Hari Santri sekaligus peringatan ulang tahun Komisariat PMII Universitas Wahid Hasyim Semarang. Tidak kurang dari 300 mahasiswa menghadiri acara ini, termasuk juga para dosen dan civitas akademika lainnya.

sumber : kemenag.go.id
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement