REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jika Anda berpikir bahwa ragam tips kesehatan yang kondang saat ini utamanya yang berkaitan dengan gaya hidup sehat, asupan nutrisi, olahraga, dan pentingnya menghindari stres berasal dari ahli medis modern, besar kemungkinan Anda telah keliru.
Sejarah peradaban Islam telah menorehkan catatan dengan tinta emas bahwa para pakar kesehatan Muslim dari masa seribu tahun lalu telah menjabarkan hal-hal tersebut. Banyak peradaban telah berkontribusi terhadap perkembangan ilmu kedokteran dan obat-obatan. Tak terkecuali peradaban Islam. Lebih dari satu milenium silam, peradaban Islam telah memberikan sumbangsih yang sangat berharga dalam perkembangan disiplin ilmu ini.
Sepanjang masa kejayaan Islam, perawatan medis diberikan secara cuma-cuma kepada masyarakat. Rumah sakit dibangun dan tersebar di kota-kota Islam di seluruh dunia.
Tindakan medis, seperti operasi katarak, vaksinasi, termasuk pendidikan kedokteran di rumah sakit adalah bagian dari praktik standar yang telah diterapkan. Begitu juga, kesadaran tentang pentingnya asupan nutrisi dan olahraga untuk menjaga kesehatan senantiasa ditanamkan kepada masyarakat.
Pada era modern saat ini, bertebaran sarjana kesehatan atau kedokteran yang aktif menyuarakan berbagai hal tentang kesehatan, seperti efek buruk mengonsumsi makanan yang tidak sehat, pentingnya olahraga, diet yang tepat, serta pola tidur teratur.
Banyak pula kalangan yang menggaungkan kampanye untuk menerapkan pola diet yang sehat. Semua hal itu dilakukan agar masyarakat dapat terhindar dari berbagai masalah kesehatan, seperti obesitas (kegemukan) dan diabetes.
Yang patut dicatat adalah, semua saran dan anjuran kesehatan itu telah lama dirisalahkan oleh para ilmuwan Muslim dalam buku-buku mereka.