REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kematian adalah rahasia yang hanya diketahui oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Kita tidak tahu kapan kita akan mati, bagaimana keadaan kita saat mati, mengapa kita mati. Karena semua yang hidup pasti akan mati. Firman Allah subhanahu wa ta’ala,
“Tiap-tiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahala kalian”. (Surat Ali `Imran: 185).
Maka wajib bagi kita sebagai mahluk yang hidup untuk mengingat kematian. Lihatlah semua bentuk kenikmatan yang diberikan olehNya dengan mengingat kematian. Dengan mengingat kematian kita akan berhati-hati dalam kehidupan ini, melakukan segala perintahNya, menjauhi laranganNya.
Dalam buku Rahasia Ketajaman Mata Hati yang ditulis oleh Imam Ghazali, disebutkan beberapa keutamaan dari sebuah kemataian, diantaranya,
Dengan mengingat kematian kita akan dikumpulkan oleh orang-orang yang mati syahid.
Aisyah radiallahu anha bertanya pada Rasulullah sallallahu alaihi wasallam, “Ya Rasul, apa ada jenis orang yang dikumpulkan bersama orang mati syahid! “Beliau menjawab, “Ada. Yakni orang-orang yang mengingat mati 20 kali dalam sehari semalam.”
Kematian dapat menjadi pelebur dosa.
Rasulullah sallallahu alaihi wasallam bersabda, “Kematian mampu melebur dosa-dosa orang Islam”
Maksud dari hadist ini adalah seorang Muslim sejati atau Mukmin yang lidah dan tangannya selamat. Sifat seorang mukmin adalah tidak kotor atas perbuatan maksiat kecuali kesalahan dan dosa yang kecil-kecil saja. Dan kematian menjadi pelebur dosa-dosa kecil tersebut, dan menjauhkan dari dosa besar.
Kematian sebagai hadiah bagi mukmin.
Rasulullah sallallahu alaihi wasallam bersabda, “Hadiah seorang mukmin ialah mengingat kematian.”
Maksudnya dari hadist tersebut tidak lain karena dunia adalah sebuah penjara bagi orang mukmin. Di dunia mereka selalu mendapatakan berbagai cobaan serta tekanan-tekanan. Dan kematian akan membebaskan semua itu. Maka dari itu, kematian adalah hadiah kebebasan sekaliguss anugrah baginya.