Rabu 18 Oct 2017 05:01 WIB

Taman Islam Abad Pertengahan

  Reruntuhan Istana Az-Zahra di Cordoba, Spanyol.
Foto: flickriver.com
Reruntuhan Istana Az-Zahra di Cordoba, Spanyol.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Muslim pada awal kebangkitan Islam sangat menyukai alam. Kecintaan umat Islam terhadap tanaman ditunjukan pada puisi. Syair mengenai taman yang paling puitis berasal dari Persia di masa Abbasiyah abad ke-8 hingga ke-10.

Para penyair biasanya menggambarkan kesejukan semilir angin, aroma parfum yang mewangi, suara alam berupa gemericik air, rimbunnya dedauanan, serta lingkungan penuh tumbuhan. Di Abad kesembilan, jenis puisi ini sampai di Spanyol dan bertahan hingga abad ke-11 yang dikenal sebagai tema Arabigo-Andalus.

 

Kecintaan umat Islam terhadap taman dan tumbuhan tak sekadar kata. Sejak berkembang, Muslim tak hanya membangun rumah, tetapi juga taman untuk mempercantik pekarangan rumah. Bahkan kota-kota Muslim patut bangga karena memiliki hamparan kebun yang luas dan hijau. Berikut adalah penjabaran lebih lanjut tentang taman.

Masa Perkembangan Islam

Kota Basrah oleh ahli Geografi disebut sebagai Venesia sesungguhnya. Berjarak satu mil dari kanal-kanal sungai, siapa pun dapat melintasi taman dan kebun buah di Kota Nisbin, Mesopotamia. Taman ini memiiki 40 ribu pohon yang berbuah.

Di Damaskus terdapat 110 ribu pohon buah dengan banyak rumah bertingkat, memiliki ribuan kebun pribadi, dan megah. Di Afrika Utara banyak taman dibuat, bahkan di dalam kota seperti Tunis, Aljir, Tlemcen, dan Maroko, tempat-tempat yang sekarang tidak mencolok memiliki banyak tanaman hijau.

Di Spanyol, para penulis berbicara tanpa henti tentang kebun yang berada di Lieux de Plaisance Seville, Cordoba dan Valencia. Yang terakhir disebut oleh salah satu dari mereka sebagai "Botol aroma al-Andalus".

Yang Paling Indah

Taman yang paling spektakuler dari semuanya adalah milik para penguasa seperti al-Mu'tasim di Samarra. Taman kerajaan besar Amir Aghlabid Tunisia terletak di dekat Qairawan. Kemudian taman terkenal penguasa Hafiyah di Tunisia.

Ada juga taman al-Afdal yang mengelilingi istana kerajaan di Fez Maroko. Lainnya adalah Kebun botani besar Abdurrahman ad-Dakhil, penguasa Ummayah di Andalusia, Huerta del Rey di Toledo yang menjadi kebun banyak raja Taifa Spanyol.

Salah satu taman yang lebih rumit adalah Khumarawaih, penguasa Tulunid di Mesir pada abad kesembilan. Dia membuat sebuah taman kerajaan khas Persia. Menurut al-Maqrizi, kemuliaan taman ini adalah pohon palemnya, yang ditutupi dengan warna emas.

Untuk Penelitian

Pada abad kesepuluh, taman kerajaan di Cordova nampaknya telah menjadi kebun raya, dengan ladang untuk eksperimen dengan benih, stek dan akar yang dibawa dari daerah terluar dunia. Taman kerajaan lainnya, di Spanyol dan tempat lain, juga menjadi tempat kegiatan ilmiah yang serius sekaligus tempat hiburan.

Naskah geografis yang sangat penting yang baru ditemukan, al-Udhri, menceritakan bahwa al-Mu'- tasim, seorang raja Taifa, membawa banyak tanaman langka ke kebunnya di Almeira, termasuk pisang dan tebu (yang keduanya sudah diketahui di bagian lain Spanyol). Di ujung lain dunia Islam, di Tabriz, taman Il-Khans digunakan untuk menyesuaikan diri dengan pohon buah langka dari India, Cina, Malaysia, dan Asia Tengah. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement