REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Litbang dan Diklat Abd. Rahman Masud menjelaskan, selain untuk meningkatkan daya saing pendidikan Islam, halaqah ini juga untuk mengembangkan Islam moderat melalui jaringan pendidikan Islam ASEAN.
Menurut dia, Islam moderat tidak hanya harus disuarakan di Indonesia tapi juga di negara ASEAN dan negara-negara lainnya yang terlibat falam halaqah ini. "Itu harus disuarakan tidak hanya tingkat Indonensia, itu sekarang tingkat 12 negara. Tidak hanya 10 negara ASEAN tapi ada dua negara lagi yang datang. Jadi kita satu pandangan semua," tuturnya, Selasa (18/10)
Selain 10 negara ASEAN, halaqah ini juga dihadiri ulama dari Timor Leste dan Cina. Mas'ud mengungkapkan, alasan pihaknya mengundang dua negara tersebut karena juga terdapat ulama, sehingga bisa membangun silaturrahim.
"Mereka kan Muslim, jadi para tokoh ulama di sana. Jadi tujuan utamanya gak lebih dari silaturahim, memperbanyak memperkuat networking lebih dari itu, dan berbagi pengalaman, mereka kan dalam kategori minoritas," kata Mas'ud.