Seketika itu, Ja'far langsung terperanjat pada sebatang pohon yang tinggi untuk melindunginya dari serangan singa. Ja'far masih melihat singa tersebut terus mendekati Shilah yang tengah menikmati shalat. Dia seakan tidak menghiraukan singga yang jaraknya tinggal beberapa langkah lagi.
"Dan demi Allah Shilah tidak menoleh kepada singa itu. Ia tidak memedulikan singa yang sedang ada di hadapannya," kata Ja'far
Ketika mata singa sudah menantap dalam-dalam Shilah, Ja'far mengira ketika sujud pasti Shilah diterkam singa yang terlihat lapar itu. Namun, dugaannya salah, ketika Shilah bangkit dari sujudnya dan duduk, singa itu berdiri di hadapannya seakan-akan memperhatikannya.
"Ketika ia salam dari shalatnya, ia memegang singa itu dengan tenang dan bibirnya mengucapkan sesuatu yang tidak aku dengar. Dan tiba-tiba saja singa tersebut berpaling darinya dengan tenang dan kembali ke tempat semula."
Pada saat fajar telah terbit, Shilah bangkit untuk menunaikan shalat fardhu dan kemudia dia berdoa, "Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu agar menyelamatkan aku dari neraka. Apakah seorang hamba yang berbuat salah seperti aku ini berani untuk memohon surga kepada-Mu?!"
Ia terus saja mengulang-ulangnya hingga menangis dan membuatku ikut menangis. Kemudian, ia kembali ke pasukannya tanpa ada seorang pun yang tahu. Tampak di mata orang-orang, seakan-akan ia baru bangun dari tidur di kasur.
"Sedangkan, aku kembali dari mengikutinya dan aku merasa (lelah dari) begadang malam. Badan ku menjadi penat. Di tambah ketakutan terhadap singa," ujar Ja'far.