Selasa 10 Oct 2017 10:38 WIB

Takjub pada Islam Nusantara, Sutradara Asing akan Buat Film

Rep: Muhyiddin/ Red: Esthi Maharani
Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia KH Ma'ruf Amin
Foto: ROL/Abdul Kodir
Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia KH Ma'ruf Amin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Islam Nusantara menjadi terma yang kerap diperbincangan masyarakat seiring dengan masifnya gerakan radikalisme. Bahkan, kini Islam Nusantara sudah menarik perhatian orang luar untuk dijadikan sebuah sebuah film.

Hal ini disampaikan Rais Am Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Prof KH Ma'ruf Amin. Menurut dia, bagi orang luar, Islam Indonesia dianggap mewakili Islam yang toleran. "Karena itu, Islam Nusantara itu menjadi kajian orang di luar negeri. Bahkan, ada sutradara film yang datang ke sini. Kemudian ingin tahu seperti apa Islam Nusantara itu," ujar Kiai Ma'ruf saat ditemui di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Senin (9/10).

Ia menuturkan, sutradara yang bertemu dengannya itu telah melihat berbagai keragaman yang ada di Indonesia, seperti suku Badui yang bisa hidup di tengah Umat Islam. "Dia datang ke Banten, dilihat ada Badui di tengah-tengah umat Islam dan ternyata mereka aman-aman saja. Tidurnya nyenyak. Tidak ada gangguan apa-apa. Nah, dia bilang ini Islam Nusantara," ucapnya.

Tidak hanya itu, kata dia, saat datang ke Jawa Tengah sutradara juga melihat adanya Borobudur dan datang ke Bromo yang ada di Jawa Timu. Ia takjub karena umat Hindu dan umat Islam bisa hidup berdampingan. "Dia datang ke Pasuruan ke Bromo di sana orang Hindu di tengah umat Islam. Karena itu dia bilang, saya akan buat film tentang Islam Nusantara dan saya akan putar di seluruh Eropa dan Amerika," kata Ketum MUI ini.

Ia menjelaskan, ketakjuban sutradara terhadap Islam Nusantara tersebut merupakan buah hasil daripada tatanan yang dibangun berdasarkan prinsip-prinsip keislaman yang tawassut dan tasammuh di dalam tatanan kehidupan masyarakat. "Yang membanggakan mereka sebelum selesai membuat layar lebar itu, mereka membuat film dakwah tentang pesantren di Jawa Timur dan pernah di putar di sini PBNU, sudah di putar London, saya penasehatnya. Bahkan nanti mau diputar di Roma. Saya diminta datang ke sana berdiri bersama Paus," tuturnya.

"Mereka ingin agar Islam nusantara ini memberi warna ke seluruh dunia dan di sinilah tempat menggemblengnya yaitu di pesantren-pesantren. Ini luar biasa," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement