REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bagi orang-orang yang beriman, kematian bukanlah akhir dari segalanya. Melainkan, sebuah awal untuk memasuki babak kehidupan yang abadi, yaitu kehidupan akhirat.
Setelah kematian, kaum Mukmin akan menyaksikan kebenaran janji-janji Allah SWT yang pernah mereka dapati di dalam Alquran. Sebagai orang beriman, sudah semestinya kita berusaha semaksimal mungkin mempersiapkan diri menyambut kematian.
Caranya adalah dengan memperbanyak ibadah dan amal-amal kebaikan selama hidup di dunia ini. "Karena itulah, kita selalu diperintahkan untuk melakukan ke taat an-ketaatan kepada Allah SWT dan meninggalkan segala la rangan-Nya," ujar Ustaz Khalid Basalamah dalam acara kajian Islam di Masjid Jenderal Sudir man WTC Setiabudi, Jakarta Selatan, belum lama ini.
Dia mengatakan, meskipun maut adalah sesuatu yang pasti akan terjadi pada setiap makhluk yang bernyawa, kita dilarang meminta kematian kepada Allah SWT. Bahkan, dalam kondisi sakit paling parah sekalipun, kita tetap tidak boleh membuat permintaan semacam itu di dalam doa kita.
Dari Abu Hurairah RA, Ra sulullah SAW bersabda, "Jangan lah sekali-kali salah seorang dari kamu menginginkan mati. Hen dak nya, ia tidak berdoa meminta mati sebelum datang waktunya. Dan, sesungguhnya apabila orang itu telah mati, terputuslah amal nya. Padahal, umur seorang Muk min itu sesungguhnya justru akan menambah kebaikan kepada nya." (HR Muslim).
Sementara, pada hadis lain yang diriwayatkan Anas bin Ma lik RA, Rasulullah SAW bersabda, "Janganlah seseorang di antara ka lian mengharapkan kematian karena tertimpa kesengsaraan. Ka laupun terpaksa ia mengharapkannya maka hendaknya dia berdoa,
'Ya Allah, berilah aku ke hidupan apabila kehidupan itu me mang lebih baik bagiku dan ma tikanlah aku apabila kematian itu memang lebih baik untukku.'" (HR al-Bukhari No 5671 dan Muslim No 2680).