Rabu 27 Sep 2017 06:03 WIB

Inggris Lebih Memilih Jalur Laut Muslim

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Agung Sasongko
Laut Mediterania atau Laut Tengah
Foto: Wikipedia.com
Laut Mediterania atau Laut Tengah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di gelanggang Laut Tengah, bahtera dagang Inggris lebih suka menghindari kawasan perairan Eropa Katolik. Oleh karena itu, Inggris lebih memilih jalur laut wilayah kerajaan-kerajaan Muslim, termasuk Maroko. Meskipun sejak abad ke-18 impor dari negeri Muslim tersebut mengalahkan India, Inggris masih mempertahankan hubungan dagang dengannya.

Sa lah satu penyebab surutnya arus impor itu adalah kota-kota pelabuhan Maroko tidak lagi menyediakan potassium nitrate yang cukup terjangkau. Di samping itu, Inggris sudah mampu mem peroleh komoditas bahan baku senjata itu langsung dari India. Masih di Laut Tengah, sentimen antara Katolik dan Protestan tampak pada perbedaan motif berlayar dari kerajaankerajaan di Eropa sejak abad ke-17. Ada dua kubu, yakni Spanyol-Portugis-Prancis (Katolik) dan Inggris (Protestan).

Deretan yang pertama itu me nguasai cukup banyak kota-kota di Afrika Utara, sedangkan yang belakangan hanya berlabuh di pesisir Laut Tengah. Kemudian, Inggris lebih suka bertujuan dagang dan diplomasi, bukan menjajah. Memang, ada sedikit kontroversi. Mi salnya ihwal Tangier di Maroko.

Namun, kota tersebut jatuh ke tangan Inggris pada 1661 lebih sebagai pemberian dari Portugis karena negeri Katolik itu mengalami kekalahan. Jadi, Tangier dikuasai Inggris tidak melalui penaklu kan bersenjata langsung. Belakangan, pada 1684, kota di dekat Selat Gibraltar itu berhasil direbut kembali oleh Maroko.

Alih-alih Afrika Utara atau Asia Barat, pada abad ke-17 Inggris 'sibuk' melaku kan kolonisasi di Benua Ame rika. Dapat di katakan bahwa motif penjajahan Inggris beroperasi di wilayah berjuluk Hindia Barat itu. Untuk mewujudkan dominasi, se panjang abad ke-17 hingga ke-18, Inggris bertempur dengan Prancis dan Belanda.

Hasilnya, Inggris menjadi kekuatan yang nyata di Amerika Utara. Apalagi, se jak Inggris dan Skotlandia bersatu men jadi Inggris Raya pada 1707, fokus pe lebaran pengaruh di luar menjadi kian jelas. Selanjutnya, kuku kekuasaan Inggris Raya menancap di India. Itu setelah East India Company menakluk kan sebagian wilayah Kesultanan Mug hal dalam Pe rang Plassey pada 1757. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement