REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Mochammad Maksum Machfoedz menuturkan tahun baru hijriyah menjadi tanda bagi tiap Muslim untuk selalu membawa semangat progresif. Sehingga umat Islam menjadi lebih baik dari tahun sebelumnya.
Semangat progresif inilah yang menurutnya diamanatkan pada tahun baru 1439 hijriyah dan semangat itu sarat makna bahwa besok harus lebih baik dari hari ini. Meski faktanya, besok pagi lebih dinamis, lebih menantang dan lebih banyak gangguan.
"Muslimin dan PBNU tetap progresif sehingga menjadi lebih baik. Itulah yang terpatri dalam kredo NU, yaitu al-muhafadlah bi al-qadim as-shalih wa al-alkhdu bi al-jadiid al-ashlaah (memelihara yang lama yang baik dan senantiasa mencari yang baru yang lebih baik dalam tantangan global apapun)," tutur dia kepada Republika.co.id, Kamis (21/9).
Maksum juga mengatakan, dengan mencermati roadmap yang berorientasi progresif itulah, umat Islam juga harus membangun berdasarkan apa yang sudah dicapai dalamberagama dan bermasyarakat selama ini.
Rektor Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Indonesia itu melanjutkan, tahun baru hijriyah memiliki makna yaitu pembeda antara kebenaran dan kebatilan. Makna tersebut tentu harus diresapi bersama.
"Nama hijriyah disepakati sebagai nama tahun Islam karena makna hijriyah adalah al-hijratu farraqat baina al-haqqi wa al-bathil (sebagai pembeda antara kebenaran dan kebatilan)," kata Maksum. (Umar Mukhtar)