REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Ribuan umat Muslim menghadiri zikir dan doa bersama menyambut Tahun Baru Islam 1439 H di lapangan Benteng Medan, Kamis (21/9). Dengan penuh khusuk, warga mengikuti zikir dan doa bersama yang dipimpin Buya KH Amiruddin MS.
Tak sedikit jamaah yang mengikuti kegiatan itu tampak menitikkan air mata saat berzikir. Tak hanya zikir dan berdoa, kegiatan ini juga diisi oleh tausiah atau ceramah agama oleh ustaz kondang, Syekh Ali Jaber.
Dalam tausiahnya, Syekh Ali lebih dahulu mengupas sejarah Tahun Baru Islam. Penceramah kelahiran Madinah ini mengatakan, Tahun Baru Islam merupakan peristiwa hijrahnya Nabi Besar Muhammad SAW dari kota Makkah ke Madinah.
Hijrah ini dilakukan Nabi Muhammad dan para sahabat atas izin Allah setelah tidak ada lagi umat yang menerima dakwahnya di Makkah. Selain itu, Nabi Muhammad selalu dihina, difitnah, diancam, diusir serta keselamatannya pun terancam di kota Mekah selama 13 tahun.
Syekh Ali mengatakan, pertama kali yang dilakukan Nabi Muhammad dalam hijrahnya ke Madinah, yakni menyatukan kaum Muhajirin dan Anshor. Penyatuan ini penting karena umat Islam tidak akan kuat jika terpecah. Dia mengatakan, perbedaan dalam pandangan maupun sikap dibolehkan, namun tetap harus bersatu dalam Islam
Lebih lanjut, Syekh Ali Jaber menjelaskan, Tahun Baru Islam harus dimaknai dengan hijrah yang berarti perpindahan atau perubahan. Pindah yang dimaksud bukan hanya tempat, melainkan pindah atau perubahan untuk menjadi lebih baik lagi.
"Jadi inti hijrah itu merupakan perpindahan ataupun perubahan dari yang sebelumnya kurang baik menjadi lebih baik lagi. Jadi mari kita jadikan Tahun baru Islam ini momen untuk melakukan hijrah dalam semua lini untuk menjadi lebih baik," kata Syekh Ali.